Senin 25 Nov 2019 14:12 WIB

Sultan Harap Kekerasan di Dunia Pendidikan tidak Berulang

Sultan tak ingin kekerasan di dunia pendidikan terjadi lagi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Reiny Dwinanda
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) , Sri Sultan Hamengkubuwono X
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) , Sri Sultan Hamengkubuwono X

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap berbagai kekerasan di dunia pendidikan tidak terjadi lagi. Hal tersebut ia sampaikan saat memperingati Hari Guru Nasional (HGN) ke-24 dan HUT PGRI ke-74 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Senin (25/11).

"Jangan sampai terjadi lagi seorang siswa tega menusuk gurunya dengan pisau, selain peristiwa-peristiwa tragis lainnya," kata Sultan.

Baca Juga

Sultan mengatakan, melalui peringatan HGN ini perlu untuk dicermati kembali masa depan guru dan guru untuk masa depan. Sebab, tugas utama guru ialah membangun peradaban yang bermartabat melalui pendidikan.

Sultan pun mengibaratkan guru sebagai petani yang merawat, menjaga, dan membesarkan tanaman. Kelak, mereka dapat menghasilkan buah yang berguna.

"Bukan untuk guru itu sendiri, tetapi bagi kelangsungan hidup sebuah bangsa," ujarnya.

Walaupun begitu, menurut Sultan, guru juga harus melakukan introspeksi dan retrospeksi. Dengan introspeksi atau mawas diri, guru dapat menemukan jati dirinya.

"Dengan retrospeksi, kita seakan melihat galeri potret masa silam dalam berbagai zaman, dari periode zaman penjajahan, perjuangan kemerdekaan, hingga sekarang ini menyongsong Era Edukasi 4.0," ujarnya.

Sultan pun berharap agar guru dapat menciptakan berbagai inovasi. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

"Ia (guru) harus menunjukkan pengabdiannya dan menjadi role model bagi anak-anak didiknya," ujar Sultan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement