REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap berbagai kekerasan di dunia pendidikan tidak terjadi lagi. Hal tersebut ia sampaikan saat memperingati Hari Guru Nasional (HGN) ke-24 dan HUT PGRI ke-74 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Senin (25/11).
"Jangan sampai terjadi lagi seorang siswa tega menusuk gurunya dengan pisau, selain peristiwa-peristiwa tragis lainnya," kata Sultan.
Sultan mengatakan, melalui peringatan HGN ini perlu untuk dicermati kembali masa depan guru dan guru untuk masa depan. Sebab, tugas utama guru ialah membangun peradaban yang bermartabat melalui pendidikan.
Sultan pun mengibaratkan guru sebagai petani yang merawat, menjaga, dan membesarkan tanaman. Kelak, mereka dapat menghasilkan buah yang berguna.
"Bukan untuk guru itu sendiri, tetapi bagi kelangsungan hidup sebuah bangsa," ujarnya.
Walaupun begitu, menurut Sultan, guru juga harus melakukan introspeksi dan retrospeksi. Dengan introspeksi atau mawas diri, guru dapat menemukan jati dirinya.
"Dengan retrospeksi, kita seakan melihat galeri potret masa silam dalam berbagai zaman, dari periode zaman penjajahan, perjuangan kemerdekaan, hingga sekarang ini menyongsong Era Edukasi 4.0," ujarnya.
Sultan pun berharap agar guru dapat menciptakan berbagai inovasi. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
"Ia (guru) harus menunjukkan pengabdiannya dan menjadi role model bagi anak-anak didiknya," ujar Sultan.