REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan ingin membuka pasar ekspor nanas ke Amerika Serikat (AS). Harapan itu mengemuka setelah selesainya analisis risiko pestisida terhadap produk nanas dalam negeri.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, mengatakan AS merupakan importir nanas terbesar di dunia dengan volume hampir 1 juta ton pada 2018, baik dalam bentuk segar maupun kering. Selama ini 86 persen pemasoknya dari Amerika Latin, yaitu Kosta Rika dengan nilai 700 juta dolar AS.
"Kami minta akses itu karena ada barangnya (nanasnya) dan identifikasi termasuk asesmen juga sudah clear," katanya.
Kasan menjelaskan, penilaian dari Kementerian Pertanian maupun inspeksi dari Departemen Pertanian AS juga sudah rampung. Menurutnya, Wamendag Jerry Sambuaga telah menyampaikan harapan tersebut dalam pertemuannya dengan Departemen Pertanian AS dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke AS 16-21 November lalu.
Kasan mencatat, meski Indonesia jadi salah satu negara tropis yang potensial mengekspor nanas, total ekspor nanas ke negara adi daya itu hanya 5,8 ton saja pada April 2019 lalu. Setelah itu, tidak ada lagi ekspor karena faktor analisis risiko pestisida.
"Tapi itu sekarang sudah clear," katanya.