Selasa 26 Nov 2019 00:50 WIB

Ini Guru Ideal Menurut Sultan

Guru diharapkan dapat terus berinovasi seperti arahan Nadiem.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Guru di era saat ini dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, guru dituntut memiliki kemampuan jauh lebih dalam, tajam dan beragam.

Menurutnya, guru ideal yakni guru yang mampu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul dalam upaya mewujudkan generasi Indonesia yang maju.

Baca Juga

"Membanjirnya informasi dan tantangan problematik di era edukasi 4.0 ini menuntut guru memiliki kemampuan yang tidak hanya memindahkan informasi dan teori kepada subjek didik saja," kata Sultan dalam peringatan Hari Guru Nasional (HGN) di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Senin (25/11).

Untuk itu, guru diharapkan dapat berinovasi. Hal ini, kata Sultan, sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim.

"Silakan para Guru berinovasi, melakukan perubahan kecil di kelas. Karena Guru adalah actor of change yang bisa membawa anak didik ke arah perubahan kualitatif," kata Sultan.

Menurutnya, guru juga merupakan ujung tombak dalam keberhasilan pendidikan formal. Hal ini, katanya, mengindikasikan pentingnya peran guru dalam pendidikan terutama bagi kepentingan generasi penerus bangsa. "Di tangan gurulah subjek didik ditempa dengan berbagai pengalaman belajar," tambahnya.

Untuk itu, harkat dan martabat guru sebagai sosok pendidik harus dijunjung tinggi. Tentu sesuai dengan jasa-jasa yang telah dilakukan.  "Bukankah tiada satu pun pemimpin bangsa negeri ini yang tidak mengenyam pendidikan dari para guru-gurunya?," ujar Sultan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement