REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka Hari Guru Nasional yang jatuh pada Senin (25/11), Lembaga Beasiswa Baznas (LBB) menyelenggarakan bedah buku Sejarah Nasional Indonesia untuk Pelajar. Kegiatan tersebut diadakan di Masjid Abu Bakar Ashshiddiq, Jatinegara, Jakarta Pusat, Senin (25/11).
Buku yang dibedah karya Ustaz Dr Suidat MPdI. Ia alumni Beasiswa Baznas program Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) dan merupakan Mudir Pondok Pesantren Adab dan Ilmu (PADI) Depok yang juga menjadi narasumber dalam acara ini.
Narasumber lainnya adalah Ustaz Dr Tiar Anwar Bachtiar MHum, alumni Beasiswa Baznas program Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) dan merupakan Doktor Ilmu Sejarah; dan Syahruddin El-Fikri, penulis buku best seller, Situs-Situs Dalam Al-Quran dan GM Republika Penerbit. Moderator adalah Farid Septian, manajer Baznas Republik Indonesia.
Bedah buku itu dihadiri 80 peserta dari kalangan guru dan mahasiswa. Juga hadir penerima manfaat Beasiswa Cendekia Baznas International Albukhory University Malaysia.
Pelajaran sejarah merupakan salah satu kurikulum penting dalam pendidikan. Buku Sejarah Nasional Indonesia diharapkan menjadi alternatif buku pegangan guru dan siswa yang mudah dipelajari.
Suasana bedah buku "Sejarah Nasional Indonesia untuk Pelajar" yang diadakan oleh Baznas.
Suidat mengatakan, dalam pendidikan, kurikulum dan guru memegang peran penting. Guru adalah seorang yang membawa pesan kenabian. Risalah Islam hanya dimiliki oleh guru yang memiliki pesan kenabian. “Jadi, jika guru hanya berorientasi kepada materi, lebih baik berhenti menjadi guru," ujar Ustaz Suidat dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menambahkan, paling tidak setiap guru memiliki modul untuk mengajar sejarah. Kontribusi pahlawan Islam sangat besar kepada Indonesia. Namun dalam pelajaran sejarah di Indonesia, jasa pahlawan Islam hanya diberi sedikit ruang. Akibatnya terjadi lost of adab, nilai, dan hikmah yang dapat diambil dari tokoh sejarah,” paparnya.
Ustaz Tiar Anwar Bachtiar menegaskan, “Sejarah selalu aktual. Sejarah merupakan hikmah-hikmah dari masa lalu yang dapat kita ambil pelajaran untuk menyelesaikan masalah di masa kini.”
Menurut salah seorang peserta, acara ini sangat bagus dan baik. “Saya sangat tertarik mengikuti acara ini. Saya juga guru di sekolah. Jadi saya bisa menurunkan dan menjelaskan kepada anak didik atau murid-murid saya mengenai materi yang telah disampaikan tadi," ucap Rizky Aji, salah seorang guru SMA Future Gate.