Selasa 26 Nov 2019 16:50 WIB

Pesantren Peserta Program OPOP Jajaki Pasar Turki

Turki merupakan pasar penting di luar negeri.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan Program One Pesantren One Product (OPOP), di Pondok Pesantren Al Ittifaq Kampung Ciburial Desa Alam Endah, Rancabali Kabupaten Bandung, Rabu (12/12).
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan Program One Pesantren One Product (OPOP), di Pondok Pesantren Al Ittifaq Kampung Ciburial Desa Alam Endah, Rancabali Kabupaten Bandung, Rabu (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Koperasi Fathiyyah Pesantren Al Idrisiyyah Tasikmalaya, Ust Aka Bonanza, menilai keikutsertaan pesantren program One Pesantren One Product (OPOP) di Turki akan menjadi peluang menjajaki pasar Eropa khususnya Turki. Karena Turki ini pasar penting di luar negeri.

"Untuk pameran di Turki, kami fokus ke produk kelautan ada udang, ikan. Misi besar pesantren untuk mengenalkan produk ke luar negeri bisa terlaksana," katanya, Selasa (26/11)

Menurut Ketua Koperasi Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Ust Didin, pesantrenny akan mempromosikan batik tulis ke Turki. Namun, di Turki nanti ia tak hanya menggelar pameran saja tapi jualan bisnis to bisnis (B to B) .

"Harapannya bisa ada kerja sama usaha dengan pesantren di Jabar," katanya.

Pesantren Husnul Khotimah, kata dia, menajadi salah satu pesantren role model program OPOP karena memiliki banyak unit usaha. Yakni, ada BMT ritel, konveksi batik peternakan dan lain-lain.

"Terkait OPOP, ini bisa mengakselerasi penambahan unit usaha. Lalu yang tadinya berjalan masing-masing jadi sinergi dan bekerja sama usaha," katanya.

Sementara menurut Ust Peri Risnandar sebagai Ketua Koperasi Daarut Tauhid Kota Bandung,  pesantrennya memiliki banyak produk. Namun, ke Turki ia akan memerkan produk fashion yakni Peci dan jacket. "Kami sangat menyambut baik pameran di Turki ini karena punya potensi ekspor," katanya.

Peri menilai, OPOP ini bisa menstimulus kegiatan ekonomi di pesantren. DT pun, bangga menjadi salah satu pesantren pendamping yang mendampingi 250 pesantren.  "Sesuai konsepnya, saya menyambut baik OPOP, kegiatan yang sangat dirasakan betul untuk menumbuhkan ekonomi pesantren. Agar bisa tumbuh bersinergi. Pasar pesantren kan  banyak segmentasinya sudah jelas nah tinggal produknya yang dikembangkan," paparnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement