REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Koperasi Fathiyyah Pesantren Al Idrisiyyah Tasikmalaya, Ust Aka Bonanza, menilai keikutsertaan pesantren program One Pesantren One Product (OPOP) di Turki akan menjadi peluang menjajaki pasar Eropa khususnya Turki. Karena Turki ini pasar penting di luar negeri.
"Untuk pameran di Turki, kami fokus ke produk kelautan ada udang, ikan. Misi besar pesantren untuk mengenalkan produk ke luar negeri bisa terlaksana," katanya, Selasa (26/11)
Menurut Ketua Koperasi Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Ust Didin, pesantrenny akan mempromosikan batik tulis ke Turki. Namun, di Turki nanti ia tak hanya menggelar pameran saja tapi jualan bisnis to bisnis (B to B) .
"Harapannya bisa ada kerja sama usaha dengan pesantren di Jabar," katanya.
Pesantren Husnul Khotimah, kata dia, menajadi salah satu pesantren role model program OPOP karena memiliki banyak unit usaha. Yakni, ada BMT ritel, konveksi batik peternakan dan lain-lain.
"Terkait OPOP, ini bisa mengakselerasi penambahan unit usaha. Lalu yang tadinya berjalan masing-masing jadi sinergi dan bekerja sama usaha," katanya.
Sementara menurut Ust Peri Risnandar sebagai Ketua Koperasi Daarut Tauhid Kota Bandung, pesantrennya memiliki banyak produk. Namun, ke Turki ia akan memerkan produk fashion yakni Peci dan jacket. "Kami sangat menyambut baik pameran di Turki ini karena punya potensi ekspor," katanya.
Peri menilai, OPOP ini bisa menstimulus kegiatan ekonomi di pesantren. DT pun, bangga menjadi salah satu pesantren pendamping yang mendampingi 250 pesantren. "Sesuai konsepnya, saya menyambut baik OPOP, kegiatan yang sangat dirasakan betul untuk menumbuhkan ekonomi pesantren. Agar bisa tumbuh bersinergi. Pasar pesantren kan banyak segmentasinya sudah jelas nah tinggal produknya yang dikembangkan," paparnya.