Rabu 27 Nov 2019 00:03 WIB

Program Angkutan Online Bakal Diujicobakan Selama Setahun

Program angkot daring sifatnya tidak memaksa.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melakukan penandatangan kerja sama dengan penyedia aplikasi angkot daring, TRON di Balai Kota Malang, Selasa (26/11).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melakukan penandatangan kerja sama dengan penyedia aplikasi angkot daring, TRON di Balai Kota Malang, Selasa (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang resmi melakukan kesepakatan bersama dengan penyedia aplikasi angkot daring, TRON. Penandatanganan kerja sama keduanya dilakukan di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Selasa (26/11).

Di tahap awal, Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan akan melakukan uji coba terlebih dahulu selama satu tahun. Pelaksanaan uji coba ditargetkan dapat dilakukan pada April mendatang. Sebelum uji coba itu dilakukan, Pemkot akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada seluruh angkot di Kota Malang.

"Nanti ada hal-hal yang masih akan kita pelajari PKS (Perjanjian Kerja Sama) dan MoU yang akan datang, karena ini masih uji coba," ujar Sutiaji kepada wartawan di Balai Kota Malang, Selasa (26/11).

Sutiaji tak menampik, akan ada pro dan kontra dalam penerapan program angkot daring. Akan tetapi dia meyakini akan lebih banyak supir angkot mendukung program tersebut. Hal ini termasuk pada masyarakat yang akan mendapatkan kemudahan dari aplikasi angkot daring.

"Masyarakat tentu akan lebih memilih sistem ini, karena lebih terjamin, kecepatan terukur. Tidak pelan, karena tidak harus mengejar," jelasnya.

Menurut Sutiaji, program angkot daring sifatnya tidak memaksa. Para sopir diberi pilihan untuk menerapkan program tersebut atau tidak. Hal yang pasti, keberadaan aplikasi ini dinilai akan mendatangkan banyak manfaat.

Aplikasi angkot daring akan memudahkan supir dan masyarakat melalui gambar virtual. Masyarakat tidak perlu menunggu lama dalam mencari angkutan kota (angkot). Begitupula dengan supir dapat mengetahui pasti keberadaan pelanggan di trayeknya.

Selain itu, Sutiaji menilai, program aplikasi angkot daring bisa membantu mengurangi masalah kemacetan. "Karena lambat dan pelannya angkot mudah terukur, tidak ada ngetem. Jadi antara konsumen dan supir angkot itu akan saling bisa menerima manfaat," jelasnya.

Untuk sementara, Sutiaji mengungkapkan, tarif angkot masih serupa dengan sebelumnya. Sistem pembayaran angkutannya pun masih menggunakan cara manual. Namun dia memiliki harapan dapat menerapkan pembayaran non-tunai ke depannya.

"Kalau dengan cashless, harapan ke depan itu. Nanti akan bayar dengan e-money, jadi kalau tarifnya ditentukan Rp3.500, ya akan sebesar itu sehingga tidak ada kelebihan dan lainnya," tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement