REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga menyebutkan, revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) saat ini nantinya dapat menguntungkan seniman aktif berkegiatan di pusat seni itu. Ia mencermati bahwa fasilitas yang hendak dibangun adalah jalur kegiatan seniman.
"Saya pikir tidak mengganggu karena itu kami sengaja turun ke lapangan untuk melihat di mana sih yang direvitalisasi. Lahan-lahan mana yang mau ditata,” ujar Pandapotan saat ditemui di Taman Ismail Marzuki, Selasa.
Mengingat revitalisasi tidak mengganggu ruangan seniman berpentas dan berlatih, menurut dia, maka dipastikan para seniman tidak akan kehilangan ruang untuk mengekspresikan seni dan budaya di kawasan TIM. Politikus PDI Perjuangan itu juga menyebutkan bahwa pembangunan hotel kelak bernama Wisma TIM, yang disebut sebagai salah satu daerah komersial yang ditentang para seniman, juga merupakan salah satu fasilitas yang nantinya menguntungkan.
Suasana pembangunan revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Selasa (26/11).
"Nanti bagaimana dia (para seniman) merawat fasilitas bangunannya ini, kalau tidak ada sumbernya ini (hotel)," kata Pandapotan.
Pendapat serupa juga muncul dari Asisten Perekonomian dan Setda DKI Jakarta Sri Haryati. Ia mengatakan, revitalisasi TIM dilakukan untuk mendukung seniman berekspresi dengan ruang yang lebih luas lagi.
"Kami ingin revitalisasi ini benar-benar melibatkan seniman, kami ingin memberikan mereka ruangan yang lebih terbuka lagi. Pemprov DKI mendukung sekali agar para seniman dapat berekspresi," kata Sri.
Pembangunan revitalisasi TIM ini termasuk ke dalam kegiatan strategis daerah DKI menggunakan anggaran sebesar Rp1,8 triliun. Pada 2019 ini, revitalisasi tahap satu dimulai dengan anggaran sebesar Rp 200 miliar yang berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD).
Uang tersebut digunakan untuk membangun masjid, wisma TIM yang terdiri dari galeri pameran, perpustakaan, pusat dokumentasi HB Jassin, dan tempat penginapan dengan standar bintang empat untuk umum. Di lain sisi, para seniman TIM menolak adanya pembangunan hotel dalam revitalisasi kawasan pusat kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki yang akan dikelola oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
Mereka menilai, dengan adanya hotel yang direncanakan berbintang lima itu maka lambat laun orientasi kawasan budaya akan tergerus menjadi kawasan komersial.