REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kubu pendukung calon ketua umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyebut adanya panitia musyawarah nasional (munas) yang berasal dari non kader Partai Golkar.
Ketua Penyelenggara Munas Melchias Markus Mekeng pun menepis tudingan tersebut. "Sangat tidak tepat," kata Mekeng kepada Republika.co.id, Selasa (26/11).
Ia menganggap urusan panitia sudah selesai. Ia menegaskan bahwa proses penentuan kepanitiaan tetap berpegangan pada anggaran dasar anggaran rumah tanggga (AD/ART). "Saya rasa kalau mereka sudah mempunyai KTA (kartu tanda anggota), berarti mereka adalah anggota atau kader Golkar," ujarnya.
Sebelumnya kubu pendukung Bamsoet menilai ada yang aneh dalam susunan kepanitiaan musyawarah nasional (munas) yang dibentuk Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Pengurus Pleno DPP Partai Golkar Roi Lewar mengatakan ada sejumlah nama panitia munas yang diduga bukan kader Partai Golkar.
"Ada sekitar 300 lebih panitia pelaksana yang terus terang bagi kami memang nama-nama ini bagi kami asing, tidak ada dalam struktur partai, dan itu juga bukan kader," kata Roi dalam jumpa pers Senin (25/11).
Roi menyebut salah satunya adalah Petrus Selestinus. Petrus diketahui merupakan mantan calon anggota legislatif (caleg) Partai Hanura.
“Petrus itu masuk di komite laporan pertanggungjawaban sebagai anggota. Yang kami tahu terakhir dia ini caleg Hanura. Artinya kami nggak tahu kapan dia masuk Golkar,” ujarnya.
Selain Petrus, salah satu tokoh lain yang juga disebut-sebut masuk jajaran panitia munas yang bukan kader Partai Golkar adalah Hamzah Sangaji. Hamzah Sangaji diketahui pernah mencalonkan diri sebagai caleg dari Perindo dapil Maluku.
“Di anggota komite organisasi yang namanya Hamzah Sangaji di pileg kemarin dia mencalonkan diri dari partai Perindo dapil Maluku, artinya sudah migrasi pindah partai dari golkar, tapi kemudian dipaksakan Airlangga masuk ke dalam munas,” kata Kader Golkar lainnya Edi Lanitaman.