Selasa 26 Nov 2019 21:31 WIB

Politikus Gerindra Bela Agnez Mo

Agnez menjadi pergunjungan publik menyusul pernyataannya soal darah Indonesia.

Penyanyi Agnez Mo menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (11/1).
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Penyanyi Agnez Mo menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mendukung Agnez Mo yang tengah di-bully netizen karena menyebut dirinya bukan berdarah Indonesia dalam sebuah acara musik di New York. Poyouno menilai Agnez tak salah.

"Agnez Mo tidak salah mengatakan kalau dalam dirinya tidak mengalir gen ras atau suku yang Indonesia," katanya, melalui keterangan tertulis kepada Antara, di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Pernyataan Agnez tersebut terungkap dalam wawancaranya di acara Build Series. Dalam video yang dirilis pada 22 November 2019, Agnez ditanya soal keberagaman budaya di Indonesia yang kemudian memengaruhi musik yang dia rilis di Amerika Serikat.

Agnez Mo kemudian mengisahkan banyak keberagaman Indonesia muncul karena banyak budaya yang berbeda-beda pada 18 ribu pulau di dalamnya. Keberagaman itu terlihat, kata Agnez, dari pakaian tradisionalnya hingga urusan musik.

Agnez kemudian ditanya soal latar belakang dirinya yang dinilai berbeda dibanding kebanyakan citra orang di Indonesia. Agnez lalu menjawab dia tidak punya darah Indonesia

"Sebenarnya, saya tidak punya darah Indonesia sama sekali. Saya sebenarnya keturunan Jerman, Jepang, China, saya hanya lahir di Indonesia. Dan saya juga seorang Kristen yang mana di Indonesia mayoritasnya adalah Muslim," kata Agnez.

Menurut Arief, hal tersebut diakibatkan masih kentalnya suku Tionghoa yang sebenarnya sudah ada ribuan tahun di Indonesia.

Namun, kata dia, tidak pernah mendapatkan pengakuan secara de facto dan de jure sebagai salah satu ras atau suku yang menghiasi taman sari suku dan ras di Indonesia.

"Tionghoa selalu jadi isu dalam setiap politik Indonesia, dalam artian kok sudah reformasi suku Tionghoa masih ditempatkan dalam rumah kaca dalam taman sari Indonesia," ujarnya.

Dan tidak etisnya lagi, kata dia, Tionghoa di Indonesia kadang disamakan dengan bangsa dan warga negara Republik Rakyat China sehingga terkesan tidak adil.

Justru di tengah maraknya sentimen politik identitas yang bernuasa SARA, Arief berpendapat bahwa Agnez membawa pesan kalau Indonesia terdiri dari berbagai suku dan ras di dunia, namun bisa tetap satu dalam bingkai Bineka Tunggal Ika

Arief mengapresiasi kiprah Agnez melalui seni menyanyi selama ini telah mengharumkan nama Indonesia, mengingat jarang sekali penyanyi Indonesia yang bisa go-international.

"Dan yang pasti, walau dia tidak berdarah Indonesia, dia tetap warga negara Indonesia dan tetap memegang paspor RI, serta tetap berhati Indonesia. Maju terus Agnez Mo," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement