Selasa 26 Nov 2019 22:39 WIB

Koalisi Saudi Bebaskan 200 Tahanan Pro Houthi

Pembebasan tahanan ini untuk mengakhiri perang di Yaman.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Gerilyawan Houthi memegang senjata mereka dalam pertemuan dukungan bagi gerakan Houthi di Sanaa, Yaman, Sabtu, 21 September 2019.
Foto: AP Photo/Hani Mohammed
Gerilyawan Houthi memegang senjata mereka dalam pertemuan dukungan bagi gerakan Houthi di Sanaa, Yaman, Sabtu, 21 September 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A - Koalisi militer pimpinan Saudi mengaku telah membebaskan 200 tahanan Houthi. Hal ini merupakan langkah dukungan untuk upaya mengakhiri perang hampir lima tahun di Yaman.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan media pemerintah Saudi, koalisi mengatakan, pihaknya juga akan mengurangi pembatasan wilayah udara Yaman guna memungkinkan penerbangan keluar dari ibu kota yang dikuasai Houthi, Sana'a.

Baca Juga

Tujuannya adalah untuk mengangkut orang-orang yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri.

Koalisi Muslim Sunni Saudi melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 melawan gerakan Houthi yang didukung Iran. Saudi menolak langkah Houthi menggulingkan pemerintahan Abd Mansour Hadi yang diakui secara internasional.

Konflik telah menyebabkan lebih dari 10 ribu warga sipil tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal karena kehancuran, penyakit, dan kelaparan.

Beberapa bulan terakhir Houthi yang mengusai pusat-pusat populasi Yaman mulai meningkatkan serangan rudal dan drone ke Arab Saudi. Koalisi Arab menanggapinya dengan menyerang target-target militer Houthi.

Al Masirah mengutip kepala komite penjara Houthi Abdul Qader al-Mortada, mengatakan, pusat penahanan di Dhamar menampung 170 tahanan.

PBB sudah mencoba untuk mengurangi ketegangan di Yaman dengan mempersiapkan negosiasi politik untuk mengakhiri perang yang telah membunuh puluhan ribu orang dan membawa Yaman ke jurang kelaparan.

Konflik ini dilihat sebagai pertarungan kekuasaan dan pengaruh antara Arab Saudi dan Iran di kawasan Timur Tengah. Houthi yang membantah sebagai boneka Teheran mengatakan mereka melawan sistem korup.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement