Selasa 26 Nov 2019 23:28 WIB

Polres Sorong Tindak Pembawa Bendera Bintang Kejora

Bendera Bintang Kejora dibawa saat bentrok dua kelompok massa.

Red: Nashih Nashrullah
Bendera Bintang Kejora dibawa saat bentrok dua kelompok massa. Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Foto: napiremkorwa.blogspot.com
Bendera Bintang Kejora dibawa saat bentrok dua kelompok massa. Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG— Polres Sorong Kota akan memproses hukum pembawa bendera Bintang Kejora atau bendera Organisasi Papua Merdeka saat bentrok dua kelompok masyarakat di kawasan Yohan Kota Sorong, Selasa (26/11).

Kapolres Sorong Kota, AKBP Mariochristy PS Siregar, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa ada mobil yang melintas di kawasan bentrok kedua kelompok warga Klademak dengan membawa bendera tersebut.

Baca Juga

Dia mengatakan bahwa pelaku yang membawa bendera tersebut akan diproses hukum sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang berlaku. "Kami akan memproses pembawa bendera atau atribut Papua merdeka tersebut dengan pasal makar," ujarnya.

Kapolres Siregar menyampaikan aparat kepolisian bersama TNI telah mengendalikan situasi kawasan bentrok kompleks Klademak Yohan agar tidak lagi saling menyerang.

Kepolisian telah mengamankan seorang pelaku yang diduga memicu bentrok untuk proses hukum lebih lanjut. "Kami mengharapkan masyarakat tenang tidak terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar serta tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis yang nanti merugikan," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, pertikaian antara dua kelompok warga kawasan Yohan Kota Sorong berawal dari perkelahian antarremaja karena bermain meriam karbit. Perkelahian remaja tersebut berujung saling serang dua kelompok warga yang mengakibatkan sembilan rumah terbakar, satu orang meninggal dunia, dan satu orang luka bacok.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

(QS. Al-Ahqaf ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement