REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kementerian Pertahanan (Kemhan) Turki menerangkan kejadian bom mobil pada Selasa (26/11) menewaskan setidaknya 17 orang dan melukai 20 orang lainnya. Ledakan tersebut terjadi di wilayah yang dikuasai Turki di Suriah Utara.
Merujuk pada akun Twitter Kemhan Turki itu, lokasi serangan dilakukan di desa Tal Halaf di barat kota Ras Al-Ayn. Di mana lokasi itu sudah dikuasai oleh militer Turki sejak serangan ofensif pada Oktober lalu.
"Kelompok teror PKK/YPG melanjutkan pemboman mobilnya yang ditujukan pada warga sipil. Pembunuh anak kali ini meledakkan sebuah bom mobil di desa Tal Halaf di barat Ras Al-Ayn, menewaskan 17 orang dan melukai lebih dari 20," kata kementerian pertahanan itu seperti dilansir Saudigazzete, Rabu (27/11).
Turki menyalahkan serangan terhadap unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). Pihak tersebut dituduh Ankara sebagai cabang Suriah dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah dilarang melakukan pemberontakan terhadap Turki sejak 1984 silam.
Terpisah, pengamat perang yang berpusat di Inggris, Observatory Suriah untuk Hak Asasi Manusia juga mengkonfirmasi serangan itu. Namun demikian, dalam konfirmasi mereka hanya ada sedikit korban yakni sekitar 11 orang termasuk setidaknya tiga warga sipil yang meninggal.
Akan tetapi, menurut mereka korban meninggal diperkirakan akan ada peningkatan sebab cedera yang diderita korban cukup parah. Sebelumnya, pada sembilan Oktober pasukan Turki melancarkan serangan terhadap pasukan Kurdi di Suriah.
Tindakan tersebut dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan pasukannya untuk mundur. Dalam operasinya, Turki mengamankan areanya di Suriah utara setelah menandatangani perjanjian terpisah dengan AS dan Rusia.