REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menyiapkan anggaran hingga Rp 289,9 miliar, guna memperbaiki ribuan ruang kelas SMA/ SMK/ SLB Negeri yang rusak di daerahnya. Anggaran ini telah dialokasikan pada APBD penetapan tahun 2020.
“Jumlah tersebut bakal dialokasikan untuk perbaikan sebanyak 1.647 ruang kelas yang rusak, baik SMA/ SMK/ SLB Negeri di Jawa Tengah,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Jumeri, di Semarang, Rabu (27/11).
Ia mengatakan, kasus robohnya aula SMKN 1 Miri, Kabupaten Sragen membuat Pemprov Jawa Tengah segera mengambil langkah cepat. Melalui surat edaran kepada seluruh kepala sekolah (SMA, SMK, SLB) Negeri di Jawa Tengah, Disdikbud memerintahkan agar dilakukan pendataan ruang kelas yang kondisinya sudah mulai rusak.
Hasilnya telah didapatkan jumlah ruang kelas yang rusak dan dibagi dalam tiga klasifikasi, rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. “Dari total 634 SMA/SMK/SLB Negeri di Jawa Tengah, total ruang kelas yang mengalami kerusakan berat sebanyak 1.647 ruangan,” katanya.
Rinciannya, untuk SMK Negeri yang jumlahnya mencapai 235 sekolah, terdapat 1.432 jumlah ruang kelas yang mengalami kerusakan berat, 136 ruang kelas mengalami rusak sedang dan 1.397 ruangan kelas rusak ringan.
Sementara dari jumlah 360 SMA Negeri, terdapat 177 ruangan yang rusak berat, 284 ruang kelas rusak sedang serta 3.881 ruang kelas rusak ringan. Sedangkan dari total 39 SLB sebanyak 38 ruang kelas mengalami rusak berat, 61 ruang kelas rusak sedang dan 403 ruang kelas rusak ringan.
Adapun jumlah ruangan kelas yang kondisinya masih baik, total mencapai 8.780. “Nantinya, anggaran yang telah disediakan untuk tahun depan tersebut akan diprioritaskan dalam perbaikan ruang kelas yang mengalami rusak berat,” tegasnya.
Jumeri juga menambahkan, banyaknya ruang kelas yang rusak dikarenakan beberapa factor, yakni karena usia bangunan sekolah di Jawa Tengah yang umumnya sudah cukup tua, sehingga beberapa di antaranya mengalami kerusakan akibat termakan usia.
Selain itu, juga banyak bangunan sekolah di Jawa Tengah yang belum dalam konstruksi tahan gempa, berada di daerah rawan bencana dan juga salah perencanaan konstruksi saat pembangunan.
Persoalan-persoalan tersebut akan dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi Pemprov Jawa Tengah dalam perencanaan pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) pendidikan yang ada di daerahnya ke depan.
Disinggung anggaran perbaikan sarpras pendidikan di Jawa Tengah, Jumeri mengungkapkan, pada tahun 2019 Pemprov Jawa Tengah sudah menganggarkan untuk perbaikan sarpras pendidikan yang mengalami kerusakan.
Namun karena pertimbangan kondisi yang ada di lapangan tersebut, ada keinginan untuk meningkatkan mutu dan kualitas sarana prasarana pendidikan maka anggaran untuk tahun 2020 akan ditingkatkan lagi.
Sehingga jika pada tahun 2019 anggaran untuk sarpras pendidikan di Jawa Tengah hanya sebesar Rp 181,2 miliar, maka pada tahun depan anggaran sarpras tersebut akan ditingkatkan lagi menjadi Rp 289,9 miliar.
Total anggaran itu lanjut dia akan digunakan untuk pembangunan sarpras di SMA/SMK/SLB Negeri yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Rinciannya, untuk sarpras SMK Negeri dianggarkan Rp 257,4 miliar, sarpras SMA Negeri sebesar Rp 29,7 miliar dan SLB Negeri sebesar Rp 2,7 miliar.