Rabu 27 Nov 2019 16:12 WIB

Bantu Spurs Lolos 16 Besar, Mourinho Peluk Pemungut Bola

Mourinho sempat menjadi pemungut bola sebelum menjadi pelatih top.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Ekspresi manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho pada laga Liga Champions Grup B antara Tottenham Hotspur melawan Olympiakos di Tottenham Hotspur Stadium, London, Rabu (27/11) dini hari.
Foto: Matt Dunham/AP
Ekspresi manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho pada laga Liga Champions Grup B antara Tottenham Hotspur melawan Olympiakos di Tottenham Hotspur Stadium, London, Rabu (27/11) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih Tottenham Hotspur Jose Mourinho sempat memeluk salah satu ballboy atau pemungut bola saat Tottenham Hotspur menang 4-2 atas Olympiakos pada matchday kelima Grup B Liga Champions, di Tottenham Hotspur Stadium, Rabu (27/11) dini hari WIB. Pemungut bola tersebut dianggap turut berperan terhadap lolosnya Tottenham ke babak 16 besar.

The Lilywhite sempat tertinggal 0-2 saat pertandingan berjalan 19 menit. Namun, tuan rumah mampu membalikkan keadaan dengan skor 4-2. Pelukan terhadap ballboy rupanya tak lepas dari kenangan Mou yang sempat menjadi pemungut bola sebelum menjadi pelatih top.

Baca Juga

“Saya berusia antara 10 dan 16 tahun, seorang ballboy yang sangat baik dan anak itu adalah ballboy yang sangat baik,” ujar Mou dilansir dari Fourfourtwo.

Menurut mantan pelatih Real Madrid dan Chelsea itu, ballboy mengerti dan membaca tentang permainan. Ia berada di lapangan tidak hanya bertugas melihat lampu, stand atau syal. Namun ia juga menjalani permainan. Ballboy dalam pertandingan tersebut memainkan perannnya sangat baik.

Itu sebabnya Mou sempat ingin mengundangnya ke ruang ganti pemain untuk merayakan kemenangan bersama-sama. Tetapi, si ballboy menghilang usai pertandingan. Meski demikian, Mou menegaskan ballboy itu sangat baik.

Pertandingan malam itu, diakui oleh Mou merupakan laga  yang sulit. Bagi pelatih asal Portugal tersebut, hal paling sulit bukan tentang kemasukan dua gol. Namun keputusan melakukan pergantian pemain pada babak pertama.

Mou memasukkan Christian Eriksen menggantikan Eric Dier saat pertandingan berlangsung setengah jam. Itu dilakukan Mou untuk membuat permainan tak terlalu terbuka. Keputusan tersebut berhasil, Tottenham sukses membalikkan keadaan. “Itu melukai pemain tapi juga melukai saya sendiri. Ini tidak mudah bagi pemain, tetapi juga tidak mudah bagi saya sendiri,” kata dia.

Menurut Mou, penting pemain mengerti atas keputusan yang diambilnya. Ia beruntung mempunyai pemain yang cerdas serta memahami atas keputusan yang dibuatnya. Karena yang dilakukan Mou demi kepentingan tim.

Dalam pertandingan tersebut, Mou menjelaskan membutuhkan pemain kreatif sebagai alternatif memecah kebuntuan. “Saya harus melakukannya untuk tim. Saya minta maaf untuk Eric. Dia tahu saya melakukannya untuk tim dan tidak dengan niat untuk menyakitinya," kata dia menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement