Rabu 27 Nov 2019 22:18 WIB

Wantim MUI Minta Parpol Islam Perjuangkan Kepentingan Umat

Parpol Islam harus punya komitmen untuk umat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin (kedua kiri) bersama perwakilan politisi dari partai Islam saat memimpin acara rapat pleno di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, rabu (27/11).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin (kedua kiri) bersama perwakilan politisi dari partai Islam saat memimpin acara rapat pleno di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, rabu (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) meminta partai-partai Islam yang berbasis masa Islam konsisten memperjuangkan kepentingan umat Islam dalam berbagai bidang. Supaya umat semakin menaruh kepercayaan terhadap partai-partai Islam.  

Sekretaris Wantim MUI, Prof KH Noor Achmad, mengatakan ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab pemilih partai-partai Islam lebih sedikit daripada partai yang tidak berbasis Islam. 

Baca Juga

Maka supaya umat menaruh kepercayaan terhadap partai-partai Islam, mereka harus konsistensi memperjuangkan kepentingan umat Islam. "Oleh karena itu kita berharap partai-partai Islam konsisten memperjuangkan kepentingan umat Islam," kata Kiai Noor kepada Republika.co.id usai rapat pleno Wantim MUI ke-45 di kantor MUI Pusat, Rabu (27/11). 

Dia juga berpandangan bahwa sistem pemilu di Indonesia tidak memungkinkan partai-partai Islam bertarung secara adil di lapangan. Seperti pemilu kemarin, pemilu yang harus mengeluarkan modal yang banyak. Jadi apakah partai-partai Islam mempunyai modal yang kuat atau tidak.  

Menurutnya, orang-orang yang punya modal biasanya yang sudah berkuasa. Sehingga partai-partai pendukungnya yang sudah eksis akan terus eksis. 

Dia berharap terjadi keseimbangan antara partai-partai Islam dan kekuatan di luar partai Islam. Supaya yang diperjuangkan para pendiri bangsa tidak hilang oleh generasi yang tidak mempunyai tumpuan ideologi yang kuat. 

"Tumpuan ideologi yang kuat itu Indonesia negara yang berdasarkan pada Pancasila, jadi kekuatan ini harus dijaga betul, jangan sampai Indonesia menjadi negara agama, tapi jangan sampai menjadi negara sekuler," ujarnya. 

Sementara, perwakilan partai Islam dari Partai Kebangkitan Bangsa, Marwan Dasopang, menyampaikan  pihaknya akan mengkritik ke dalam partai untuk mengetahui penyebab mengapa partai-partai Islam kalah suaranya di negeri yang mayoritas Muslim. 

Dia juga mengakui partainya telah gagal meyakinkan umat Islam. "Istilahnya muhasabah, kita mengkritik ke dalam, kalau kita bicara kepentingan umat, kami harus mengakui gagal meyakinkan umat bahwa partai politik yang berbasis umat Islam ini menjadi penyalur aspirasi," katanya.

Dia mengatakan, mengapa partai Islam tidak menjadi kekuatan politik yang dominan di parlemen, mungkin karena tidak dipercaya oleh umat. Karenanya pihaknya akan mengevaluasi diri.  

Tapi Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini juga mempertanyakan, mengapa umat Islam tidak menyalurkan suaranya ke partai-partai Islam kalau mereka ingin aspirasinya didengar secara maksimal. 

Dia mengungkapkan, kekuatan politik dari empat partai Islam kecil jika dibandingkan dengan satu kekuatan politik dari luar partai yang tidak berbasis Islam.  

Tapi, dia menegaskan, bukan berarti teman-teman yang punya perhatian terhadap kepentingan umat Islam dari partai lain tidak menyuarakan kepentingan umat Islam. 

"Cuma kadang-kadang kita agak kesulitan ketika kemampuan mengartikulasi kepentingan Muslim tidak bisa tembus karena ada kepentingan yang lebih besar, katakan kepentingan fraksi atau partai, maka itu akan terabaikan," jelasnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement