Rabu 27 Nov 2019 22:35 WIB

Akses Pangan untuk Meningkatkan Kualitas Anak

akses pangan adalah hal penting untuk menunjang kualitas anak dan membantu belajar.

Rep: MGRol 05/ Red: Gita Amanda
Memperingati Hari Guru Nasional, Ancol bersama Sekolah Rakyat Ancol mengadakan gelar wicara bertajuk
Foto: MGROL 05
Memperingati Hari Guru Nasional, Ancol bersama Sekolah Rakyat Ancol mengadakan gelar wicara bertajuk "Guru Inspiratif: Dukung Anak Rajut Impian".

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati Hari Guru Nasional, Ancol bersama Sekolah Rakyat Ancol mengadakan gelar wicara bertajuk "Guru Inspiratif: Dukung Anak Rajut Impian". Salah satu pembicaranya adalah Hendro Utomo, Founder dari Foodbank of Indonesia, yang berbicara mengenai akses pangan dan kualitas anak.

Hendro mengatakan bahwa akses pangan adalah hal penting untuk menunjang kualitas anak dan membantu anak belajar. Menurutnya saat ini banyak anak yang tidak sarapan sebelum berangkat sekolah. Alasannya beragam, ada yang karena tidak dibuatkan sarapan dan hanya diberi uang jajan oleh orang tua, ada juga yang tidak memiliki uang untuk membeli makanan.

Baca Juga

Hendro mengatakan, bahwa anak-anak adalah golongan yang rentan, mereka juga tidak akan memiliki akses terhadap pangan jika tidak diberikan oleh orang dewasa disekitarnya. Kenapa orang dewasa tidak memberikan hal itu, sebabnya beragam.

“Pertama adalah pengetahuan, pengetahuan dan terkait dengan gaya hidup. Sekarang orang tua kebanyakan trennya adalah membeli makanan. Kadang-kadang karena uangnya terbatas, makanan yang dipilih tidak bergizi," ucap Hendro.

Jika sudah begini akibatnya adalah gizi kurang, jika bagi ibu hamil maka anaknya akan mengalami stunting. Saat ini sepertiga anak Indonesia yang dikatakan tidak punya masa depan karena stunting dan kekurangan gizi, akibatnya juga akan menghambat kecerdasan anak. Itulah mengapa akses pangan penting bagi anak untuk mendukungnya dalam belajar.

Berdasarkan keterangan dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih, saat penandatanganan komitmen cegah stunting, ada 30,8 persen anak Indonesia yang mengalami stunting. Mereka nantinya dikhawatirkan tidak bisa menjadi generasi unggul saat bonus demografi, malah bisa menjadi beban bagi negara.

Sejauh ini, hal yang dilakukan oleh Foodbank of Indonesia adalah memberikan edukasi kepada banyak pihak, mengajak orangtua untuk membuatkan bekal bagi anaknya dan membagikan makanan ke banyak anak dan lansia.

“Mendidik tentang pentingnya kesehatan, dan gizi, pangan, terus dengan bunda bunda PAUD kita bprogtiket program makanan, dan satu lagi mendorong orangtua untuk membuatkan bekal bagi anak-anaknya,” ucap Hendro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement