Rabu 27 Nov 2019 23:47 WIB

Santri Indonesia Promosikan Wajah Toleran Indonesia ke China

Promosi wajah Indonesia upaya menjembatani dialog.

Santri pondok pesantren (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Santri pondok pesantren (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA—  Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun, menyambut para santri asal Indonesia yang tergabung dalam delegasi "Santri untuk Perdamaian Dunia". Mereka menyambangi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing.

Program "Santri untuk Perdamaian Dunia" yang digagas Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama adalah salah satu ajang untuk menegaskan kembali peranan Indonesia dalam memelihara perdamaian dunia.

Baca Juga

Hal itu disampaikan dalam keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Rabu.

Sebagai bagian dari agenda kunjungan program "Santri untuk Perdamaian Dunia", pada Selasa (26/11), delegasi santri Indonesia itu berkunjung ke KBRI di Chaoyang District, Beijing dan disambut oleh Dubes Djauhari Oratmangun.

Dubes Djauhari dalam sambutannya menyampaikan gambaran mengenai sejarah panjang bangsa China yang melewati perkembangan politik, ekonomi, agama dan sosial budaya sehingga menjadikan China sebagai salah satu negara yang disegani saat ini.

"Kunjungan santri ke China adalah momentum untuk terus menyemai benih perdamaian, memahami peradaban dan belajar beragam kemajuan dari China," ujar Dubes Djauhari.

Dalam paparannya, dia juga menekankan pentingnya kegiatan saling kunjung antar masyarakat kedua negara, khususnya pelajar, mahasiswa dan santri.

Acara kunjungan ke KBRI Beijing itu dilanjutkan dengan penyematan pin lambang bendera Indonesia dan China secara simbolis oleh Duta besar RI kepada perwakilan delegasi Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia.

Dalam kegiatan terpisah, delegasi santri juga berdialog dengan perwakilan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di China dan Lingkar Pengajian Beijing (LPB) mengenai masyarakat China yang secara umum menyambut baik para mahasiswa Muslim Indonesia, pendidikan pesantren, keberagaman dan perbedaan, serta kontribusi dan peranan santri untuk perdamaian dunia.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement