REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Badan Anti-Doping Dunia (WADA) memastikan Rusia tetap menjadi tuan rumah gelaran Piala Erop 2020. Jubir WADA menyebutkan rekomendasi sanksi dari Komite peninjuan kepatuhan (CRC) tidak mencakup event berskala internasional.
"(rekomendasi sanksi) bukan termasuk event antar negara atau dunia, namun event berskala regional atau satu jenis olahraga," tutur jubir dilansir dari insidethegames.biz, Kamis (28/11). UEFA, menurut WADA juga bukan lembaga langsung yang menandatangani aturan anti-doping. Penandatangan dilakukan oleh FIFA yang berkewajiban mengatur tiap anggotanya patuh terhadap anti-doping kode.
Sebelumnya diberitakan Badan Anti-Doping Dunia (WADA) mengusulkan agar Rusia dilarang menjadi tuan rumah acara olahraga apapun selama empat tahun ke depan. Padahal Rusia dijadwalkan menjadi tuan rumah empat pertandingan Piala Eropa 2020 di Stadion Krestovsky, termasuk tiga pertandingan di Grup B yang dapat diikuti Wales.
Komite Eksekutif wada akan mempertimbangkan usulan tersebut dan membuat sebuah keputusan akhir pada 9 Desember. Dampak keputusan itu akan mengakibatkan rusia dilarang bersaing di Olimpiade Tokyo tahun depan.
CRC mengusulkan Rusia dilarang menjadi tuan rumah kompetisi-kompetisi besar dan sebuah larangan untuk mengibarkan bendera Rusia di kompetisi utama dalam periode sama.
Usulan tersebut menyusul sebuah penyelidikan panjang data laboratorium yang diserahkan oleh Rusia pada Januari. Penyelidikan itu adalah bagian dari kesepakatan untuk mencabut penangguhan agensi anti-doping Rusia dan dimaksudkan untuk mengekspose upaya menyembunyikan penggunaan narkoba oleh atlet-atlet Rusia. Namun, panel WADA mengatakan bahwa data atlet-atlet yang dipastikan positif menggunakan doping secara sengaja dihapus.
Rusia secara resmi dilarang mengikuti Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang karena investigasi program doping yang disponsori negara, yang menodai Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi. Namun, Komite Olimpiade Internasional mengizinkan Rusia mengirim 168 atlet untuk berkompetisi di bawah bendera Atlet Olimpiade.
Larangan empat tahun tersebut akan membuat Rusia absen di Olimpiade Tokyo 2020, juga Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, dan beberapa ajang olahraga dunia lainnya.
Statement by @wada_ama president-elect @WitoldBanka
at the Education, Youth, Culture and #Sport Council, on 21 November 2019, in Brussels.
"#Doping is like a cancer that is destroying sport. We need to do everything to eradicate it."https://t.co/hNhoawl9DT
— EU Council TV News (@EUCouncilTVNews) 21 November 2019