REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banten M. Juhriyadi mengatakan sistem peringatan dini bencana tsunami di Banten rusak. Akibatnya, tiga sirine peringatan utama di pesisir Carita, Panimbang, dan Labuan tidak bisa berbunyi jika nantinya terjadi situasi bencana.
Kerusakan sistem Pusat Pengendalian Operasi dan Penanggulangan Bencana (Pusdalops) ini terjadi lantaran antena sistem tersebut rusak karena angin kencang dan petir yang melanda Kota Serang, Rabu (13/11).
"Server yang ada di pusdalops itu menggunakan sistem jaringan satelit, nah antenanya tersambar petir. Jadi karena kerusakan ini, alat peringatan di Labuan, Panimbang itu nggak nyala," ujar M. Juhriyadi, Rabu (27/11).
Untuk penanganan sementara, ia mengatakan telah berkoordinasi dengan pelaku usaha hingga warga yang ada di pesisir untuk memantau informasi bencana langsung di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). "Sudah saya hubungi, kalau ada informasi potensi tsunami dari BMKG atau dari melihat kondisi air laut agar (sirine peringatan tsunami) langsung dinyalakan secara manual," ujarnya.
Ia juga sudah berkoordinasi dengan dewan masjid agar surau dan masjid yang ada di pesisir juga bersiaga terhadap informsi bencana. Kentungan hingga pengeras suara yang ada rumah ibadah tersebut dikatakannya bisa difungsikan warga saat adanya informasi bencana.
"Kalau di lapangan kita sudah berkoordinasi dengan dewan masjid, agar kearifan lokal bisa dimaksimalkan. Misalnya kentungan yang ada di surau itu bisa dipakai untuk peringatan warga," kata Juhriyadi.
Kerusakan sistem peringatan tsunami ini, menurutnya, baru pertama kali terjadi dan telah dilaporkan ke BMKG pusat. Meski begitu, ia mengakui belum bisa mengatakan waktu selesainya perbaikan sistem ini.
"Sudah kita laporkan kerusakannya, cuma memang belum punya target kapan karena yang akan memperbaiki langsung dari BMKG pusat," ujarnya.