REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menjajaki peluang bisnis dengan investor asal Malaysia yang dijembatani oleh Malaysian External Trade Development Corporation (MATRADE). Chief of Corporate Banking Officer Bank Muamalat Irvan Yulian Noor mengatakan perusahaan siap membantu investor asal negeri jiran yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
"Kami dengan senang hati siap membantu rekan-rekan investor asal Malaysia yang ingin berekspansi ke Indonesia," kata dia melalui siaran pers yang diterima Republika, Kamis (28/11).
Apalagi saat ini Bank Muamalat Indonesia merupakan bank devisa dan satu-satunya bank syariah di Indonesia yang mengoperasikan kantor cabang penuh di Kuala Lumpur, Malaysia. Kantor tersebut melayani pembukaan seluruh produk termasuk pendanaan, pembiayaan maupun jasa keuangan lainnya.
Irvan mengatakan Bank Muamalat siap melayani perusahaan Malaysia yang akan melakukan ekspansi atau melakukan business matching apabila dibutuhkan, seperti yang sudah berjalan saat ini di antara nasabah korporasi Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat menyiapkan produk yang cocok untuk pasar global.
"Antara lain seperti Foreign Exchange (Forex), multicurrency, sukuk, bank notes, Islamic hedging, produk pembiayaan investasi, supply chain financing dan terutama untuk pengembangan bisnis kelapa sawit," katanya.
Hal tersebut disampaikan oleh Irvan di hadapan investor asal Malaysia dalam briefing and sharing session yang difasilitasi oleh MATRADE di Hotel Raffles, beberapa waktu lalu. Dalam acara tersebut hadir sekitar 30 perwakilan dari 14 perusahaan menengah Malaysia yang memiliki penjualan pertahun dikisaran Rp 66 miliar hingga Rp 1,65 triliun.
Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari beragam sektor industri seperti gaya hidup, teknologi informasi dan makanan kemasan. Sebagai informasi, pada tahun 2018 lalu nilai ekspor perusahaan yang tergabung dalam Mid-Tier Companies Development Programme yang diinisiasi oleh MATRADE meningkat 10,9 perseb hingga 11,6 miliar ringgit Malaysia atau sekitar Rp 39 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Saat ini sekitar 253 perusahaan Malaysia telah berpartisipasi dalam program tersebut sejak tahun 2014. Sebelumnya, Bank Muamalat sudah bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam rangka membuka peluang bisnis dengan investor luar negeri.
Komitmen tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama kedua belah pihak pada Jumat, 25 Oktober 2019 lalu di Jakarta. Kerja sama ini sekaligus menjadikan Bank Muamalat sebagai bank syariah rekanan negara pertama melalui BKPM.
Dengan adanya kerja sama ini Bank Muamalat akan menjadi bank syariah rujukan bagi investor asing, khususnya Malaysia, yang hendak menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan demikian investor asal Malaysia akan memiliki referensi untuk pendanaan melalui Bank Muamalat Indonesia sehingga dapat mempercepat proses realisasi investasi di Indonesia.