Kamis 28 Nov 2019 02:06 WIB

Dayung Fokus Adaptasi Percikan Air Laut di SEA Games

Percikan air laut bisa membuat mata perih bagi yang tak terbiasa.

Tim dayung putra Indonesia akan berlaga di SEA Games 2019. Tim dayung mengantisipasi percikan air laut ke mata.
Foto: Republika/ Wihdan
Tim dayung putra Indonesia akan berlaga di SEA Games 2019. Tim dayung mengantisipasi percikan air laut ke mata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim dayung Indonesia di SEA Games 2019 Filipina baru akan bertanding di Cluster Subic, 3-8 Desember, namun persiapan terus dilakukan karena cabang olahraga ini membutuhkan adaptasi cepat dengan lokasi kejuaraan. Pada SEA Games 2019, dayung akan mempertandingkan empat disiplin perlombaan yaitu kayak, kano dan dan perahu naga (TBR) yang bakal digelar di Malawan Park serta rowing yang dipertandingkan di Triboa Bay Subic.

Tim dayung Indonesia berlatih di air tawar, sementara pertandingan akan berlangsung di laut. Percikan air laut bisa membuat mata pedih bagi yang tak terbiasa.

Baca Juga

"Sebelumnya kami sudah mengirimkan tim untuk melihat lokasi perlombaan dan kami langsung mempelajarinya. Yang beda kita latihan di air tawar, di sana main di air laut. Makanya butuh adaptasi dengan percikan air laut," kata pelatih perahu naga John Feter Matulessy saat dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis (28/11).

Secara karakter lokasi pertandingan, pelatih asal Ambon mengatakan jika kondisinya tidak jauh beda dengan Waduk Jatiluhur di mana pelatnas dilakukan. Jadi peluang untuk meraih hasil terbaik di kejuaraan dua tahunan ini cukup terbuka.

"Jatiluhur itu luas dan anginnya kenceng yang bisa bikin ombak. Jadi karakternya sama dengan di Subic yang di laut. Jadi kita sudah cukup terbiasa. Semoga kita bisa meraih yang terbaik," kata pria yang sudah cukup lama bergabung dengan tim dayung Indonesia itu.

Ditanya soal peluang, pelatih yang kini hijrah ke Jawa Timur itu mengatakan memang cukup terbuka dan peluang tersebut pada nomor-nomor panjang baik di kano, kayak, rowing maupun perahu naga. Hal ini juga dibuktikan pada beberapa kejuaraan internasional dalam setahun terakhir.

"Nomor 500 meter, 1.000 meter. Tapi kami juga akan memaksimalkan nomor-nomor pendek meski persaingan bakal ketat. Thailand, Vietnam maupun tuan rumah pasti akan menjadi lawan berat," kata John Feter menambahkan.

Meski sudah siap, tim dayung sempat mengalami kendala yang cukup pelik karena peralatan tanding yang dikirim menggunakan kargo kapal tidak sampai di Filipina. Kepanikan jelas terjadi hingga akhirnya mendapatkan solusi.

"Akhirnya peralatan lain harus dikirim. Kali ini lewat kargo udara dan udah sampai di sana. Justru peralatan ini yang sudah menyatu dengan atlet karena digunakan latihan setiap hari. Jadi karakternya sudah tau," kata mantan atlet dayung nasional itu.

Semua peralatan yang digunakan latihan maupun yang dikirim ke Filipina mayoritas adalah alat yang digunakan pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement