REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rabu dini hari waktu Singapura, seorang tokoh properti Indonesia, Ciputra, menghembuskan nafas terakhirnya. Indonesia berkabung, Indonesia kehilangan salah seorang yang memiliki kemampuan hebat dalam bidang properti, seorang yang ada di balik pembangunan Taman Impian Jaya Ancol.
Peran Ciputra memang tidak bisa dikesampingkan saat kita membicarakan Ancol. Sebab dirinyalah yang dipercaya Gubernur DKI Jakarta kala itu mulai membangun Ancol, di bawah Badan Pembangunan Jakarta.
Kesempatan tersebut berhasil dimanfaatkannya dan menjadi awal dari perjalanan karir alumni Arsitektur Institut Teknologi Bandung ini. Karirnya pascamembangun Ancol terus menanjak, berbagai proyek properti di Jakarta berhasil digarapnya, hingga ia mendirikan sendiri perusahaan keluarganya bernama Ciputra Group.
Namun, perjalanan Sang Bapak Properti Indonesia tersebut berakhir di akhir November 2019, ia tutup usia saat menginjak 88 tahun. Hal ini membuat banyak masyarakat Indonesia kehilangan, terlebih para pegawai dan pihak yang ada di Ancol.
Rasa bela sungkawa tersebut ditunjukkan dengan pemakaian pita hitam oleh seluruh pegawai Ancol. Mereka menggunakannya di lengan kiri. Menurut penuturan Direktur Ancol, Bertho Darmo Poedjo Asmanto, seluruh pengurus di semua wahana sudah dianjurkan untuk memakai pita hitam.
“Hari ini pegawai, khususnya di pintu gerbang, dan sebagainya memakai pita hitam, sebagai simbolisasi kita berkabung, kita kehilangan beliau,” ucap Bertho.
Saat ditanya, bagaimana peran Ciputra terhadap Taman Impian Jaya Ancol, dirinya mengatakan, Ciputra-lah yang menjadikan Ancol tidak ada menjadi ada. “Buat kami yang penting beliau itu membuat dari yang belum ada menjadi ada. Itu basic sekali, dari belum ada menjadi ada kemudian menjadi bukan sekadar ada, tapi sesuatu yang valuable sekali,” jelasnya.
Bertho menambahkan, hingga saat sebelum Ciputra menghembuskan nafas terakhirnya pun, pihak pengelola Ancol masih sering melakukan konsultasi dengan sang peletak dasar pembangunan Ancol tersebut.
Pihak Ancol pun sejak awal mendengar kabar kepergian Ciputra langsung menghubungi keluarga dan menanyakan jadwal kedatangannya ke Indonesia. Berdasarkan keterangan keluarga yang di dapat Bertho, jenazah akan tiba di rumah duka Jumat atau Sabtu mendatang.
“Infonya itu sekitar Jumat atau Sabtu, beliau dibawa ke tanah air, rumah duka dan kami akan support untuk pemakamannya. Dan Ancol, kami semua memberikan symbol turut berduka cita,” jelas Bertho.
Mengingat besarnya peran Ciputra dalam pembangunan Ancol, Bertho mengatakan bahwa pihak Ancol akan memikirkan pembuatan semacam monument untuk mengenang jasa Ciputra. “Walau bagaimana pun, jasa beliau sangat besar,” lanjut Bertho.
Setelah mendengar kabar kepergian Ciputra, Bertho mengatakan semua pihak Ancol berkabung, hanya saja mereka menjadikan ini semangat untuk terus bekerja dan menjadikan Ancol lebih baik lagi. “Dan ini menjadi pendorong kita memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat sebagaiman Pak Ci ajarkan kepada kami semua,” pungkasnya