REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pemkab Purbalingga mendirikan 90 Toko Tani yang tersebar di berbagai wilayah. Hal ini untuk menekan fluktuasi harga pangan,
''Toko Tani merupakan salah satu cara yang digagas oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok termasuk harga beras," ucap Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, Kamis (28/11).
Dia menyebutkan, pendirian toko tani antara lain untuk memotong panjang mata rantai distribusi hasil produksi pertanian. Dengan rantai distribusi yang makin pendek, maka harga jual produk pertanian juga menjadi lebih terjangkau. Komoditi yang dipasok di Toko Tani, langsung berasal dari Gapoktan.
Dengan demikian, kata Bupati, yang diuntungkan tidak hanya konsumen. Melainkan juga para petani, karena pengelola Toko Tani tidak akan berperan sebagai tengkulak yang menekan harga jual di tingkat petani untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya.
Keberadaan Toko Tani di Purbalingga, diluncurkan dengan nama Tonilingga (Toko Tani Purbalingga). beberapa komoditas pangan yang dijual di Tonilingga, terdiri dari berbagai jenis beras, gula pasir, daging kerbau, abon lele, dan berbagai produk pangan lainnya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian melalui Kabid Distribusi Pangan Indi Pertiwi, menyatakan Purbalingga memang menjadi salah satu kabupaten yang menjadi pelopor keberadaan Toko Tani. ''Tujuan pendirian Toko Tani ini memang mulia. Selain memberikan harga pangan murah dan berkualitas, rapi juga tanpa merugikan petani,'' kata dia.
Dia menyampaikan apresiasi pada Pemkab Purbalingga yang telah membina Gapoktan untuk terus konsisten mensuplai komoditasnya ke Toko Tani. Dia menyebutkan, dari 9 Gapoktan di Purbalingga seharusnya hanya berkewajiban mensuplai pasokan pangan untuk 18 Toko Tani.
''Tapi di Purbalingga mampu memasuk 90 Toko Tani,'' jelasnya.
Dari perkembangan harga komoditas yang terjadi selama ini, Indi menyebutkan, paling tidak ada 10 komoditas yang harus diamankan harganya di pasaran. Antara lain komoditas beras, cabe merah, bawang merah, gula, minyak, telur, bawang putih, daging ayam, daging sapi. ''Pasokan barang pangan tersebut harus bisa dijamin, karena fluktuasi harganya cukup tinggi dan sangat mempengaruhi inflasi,'' katanya.