Jumat 29 Nov 2019 16:02 WIB

Jaga-Jaga Krisis, Emas Jadi Simpanan Menguntungkan

Memiliki emas kini semakin mudah, salah satunya melalui platform digital.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Membeli emas lewat aplikasi Treasury.
Foto: Treasury
Membeli emas lewat aplikasi Treasury.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonomi dunia tengah mengalami perlambatan, dipicu oleh ketidakpastian global akibat perang dagang AS - China. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 3,0 persen dan tahun depan 3,4 persen.

Para ekonom Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan di angka 5,0 persen. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya resesi. Resesi merupakan suatu kondisi dimana produk domestik bruto (PDB) mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut atau lebih dari satu tahun.

Baca Juga

Sesuai namanya yang berarti kemerosotan, resesi mengakibatkan penurunan dalam setiap aktivitas di sektor ekonomi. Bahkan ini dapat menyebabkan penurunan investasi hingga lapangan pekerjaan.

Meskipun belum mengalami resesi, masyarakat disarankan mulai menyiapkan diri untuk menabung atau menyimpan dana. Salah satu simpanan yang dianjurkan dan diwariskan sejak dulu adalah emas.

Simpanan emas dinilai sangat prospektif dan aman. Meskipun harganya berfluktuasi setiap harinya, namun trennya justru terus meningkat. Hal ini karena emas merupakan komoditi yang langka. Selain itu, emas memiliki daya tahan tinggi terhadap inflasi, sehingga nilainya akan terus meningkat.

Bahkan pada krisis ekonomi, harga emas melonjak tinggi dari rata-rata Rp 27.100 per gram pada 1997 menjadi Rp 75.000 per gram pada awal tahun 1998. Ini menjadikan banyak orang-orang menjadi kaya mendadak karena menyimpan begitu banyak emas dan menahannya saat krisis.

Begitu juga saat terjadi krisis ekonomi global pada periode 2007-2012, meskipun sempat stagnan, tapi nilai emas terus meningkat. Hal ini tentunya berbeda dengan investasi saham yang mengalami fluktuasi berdasarkan kondisi ekonomi. Itu sebabnya emas dianggap investasi yang paling aman dan menguntungkan.

Pada hari Kamis (28/11), dilansir melalui Treasury.id, harga emas mencapai Rp681.122 per gram nya. Jika dibandingkan pada awal Januari 2019 dimana harga Emas per gram nya yaitu Rp606.089, maka pengguna sudah mendapatkan untung sekitar Rp75.000. Untuk itu, disarankan agar masyarakat menyimpan dananya melalui simpanan emas.

Untuk mulai menyimpan emas, masyarakat disarankan membelinya saat ini, ketika harga emas sedang bagus. Tren penurunan umumnya terjadi sejak September kemudian harganya akan mulai beranjak naik lagi di awal tahun.

Memiliki simpanan Emas pun kini cukup mudah. Salah satu platform digital terpercaya untuk menabung emas adalah Treasury. Treasury menawarkan kemudahan dan keamanan bagi pengguna nya untuk menyimpan Emas. Melalui Treasury, para pengguna baru yang melakukan proses pendaftaran akan mendapatkan simpanan emas sebanyak 0,03 gram secara gratis. Simpanan Emas yang dimiliki oleh pengguna dijamin keamanannya karena Treasury bekerjasama dengan PT. UBS (Untung Bersama Sejahtera) sebagai mitra eksklusif untuk produksi Emas bersertifikat.

Di Treasury, pengguna bisa mengetahui harga Emas secara real time karena harga Emas nya di perbarui setiap menit. Pengguna juga tidak harus menyiapkan dana yang cukup besar untuk mulai #PunyaSimpenan karena Emas di Treasury bisa dibeli mulai dari Rp 20.000 (sebelum pajak). Lebih dari itu, simpanan Emas pengguna di Treasury tidak dikenakan biaya penyimpanan sehingga pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atas simpanan yang dimiliki.

Menabungnya pun cukup mudah, pengguna cukup memasukkan nominal dana atau memasukkan gramasi Emas yang ingin dibeli. Pengguna bisa melakukan pembayaran dengan berbagai metode pembayaran yang diinginkan, seperti transfer virtual account dan berbagai pilihan e-wallet.

Yuk, mulai menyimpan Emas dari sekarang dengan menjadi bagian dari gerakan #PunyaSimpenan. Beli Emas untuk simpanan masa depan di Treasury, dapetnya lebih banyak!

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement