Kamis 28 Nov 2019 17:14 WIB

Sutradara tidak Anggap Trinity Traveler Sebagai Sekuel

Film Trinity Traveler tak dianggap sebagai sekuel The Nakad Traveler oleh sutradara.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Hamish Daud dan Maudy Ayunda dalam film Trinity Traveler.
Foto: Dok Starvision
Hamish Daud dan Maudy Ayunda dalam film Trinity Traveler.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah produksi Starvision menghadirkan sinema drama Trinity Traveler di bioskop mulai 28 November 2019. Pada Maret 2017, terdapat film lain berjudul Trinity, The Nekad Traveler dengan pemeran yang sama.

Kedua film mengadaptasi buku The Naked Traveler karya penulis Trinity. Meski begitu, sang sutradara film, Rizal Mantovani, enggan menganggap Trinity Traveler sebagai sekuel dari Trinity, The Nekad Traveler.

Baca Juga

"Sejak awal memang sudah direncanakan menjadi dua film, tetapi ini bukan sekuel. Saya bilang ini adalah standalone, versi lain yang berdiri sendiri. Dengan harapan, orang tidak perlu menonton film pertama," kata Rizal.

photo
Hamish Daud dan Maudy Ayunda dalam film Trinity Traveler.

Sineas 52 tahun itu memasukkan kembali sekitar delapan persen adegan film terdahulu sebagai kilas balik di Trinity Traveler. Salah satunya, mengenai perkenalan tokoh Trinity (Maudy Ayunda) dan Paul (Hamish Daud) di Lampung.

Proses syuting berlangsung tiga tahun silam secara back to back alias bergantian untuk dua naskah. Proses syuting tersebut dikerjakan selama dua bulan di tiga negara, Indonesia, Filipina, dan Maladewa.

Penyuntingan film bersama Ryan Purwoko berlanjut hingga grading di Kantana Post, Bangkok, Thailand. Musik digarap Andhika Triyadi beserta sound designer Syamsulrrijal yang memberikan sentuhan akhir Audio 7:1.

Deretan lagu tema dalam film berpadu syahdu dengan pemandangan ciamik sejumlah adegan. Dari sekian lagu yang ada, tembang "Aku Sedang Mencintaimu" yang dinyanyikan Maudy Ayunda paling menghidupkan suasana.

Rizal mengatakan, dia tak mau film arahannya menjadi seperti dokumenter ataupun acara televisi tentang jalan-jalan. Karena itu, Rizal tidak blak-blakan mempromosikan lokasi wisata secara visual maupun narasi.

Sebagai solusinya, Rizal merancang agar para tokoh dalam film memiliki pengalaman mendalam di lokasi-lokasi itu. Dengan begitu, emosi penonton akan terbawa dan secara tidak langsung merasa dekat dengan lokasi tertentu.

 

"Sangat senang punya kesempatan mengeksplorasi tempat-tempat indah di Indonesia. Semoga menjadi hiburan yang sehat bagi masyarakat luas dan membuat penonton semakin cinta Indonesia," kata Rizal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement