Kamis 28 Nov 2019 21:22 WIB

8 Gajah Dikembalikan ke Habitatnya di Sumsel

8 gajah sempat diungsikan karena konflik dengan perambah

Gajah
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Gajah

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG  - Sebanyak delapan ekor Gajah Sumatera, korban konflik dengan perambah, yang sempat diungsikan ke Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Kabupaten Banyuasin akhirnya dikembalikan ke Suaka Alam Pusat Latihan Gajah Kelompok Isau-Isau, Kabupaten Lahat sebagai habitat aslinya.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Martialis Puspito dihubungi dari Palembang, Kamis, mengatakan gajah-gajah kembali karena suasana di habitatnya sudah kondusif pascaputusan hukum yang dijatuhkan kepada para perambah.

"Gajah ini diungsikan karena ada masalah penyempitan habitat serta daya jelajahnya dari 210 hektare menjadi 50 hektare, akibat ulah perambah. Sekarang perambahnya sudah dihukum dan luas habitat kembali ke 210 hektare," ujarnya.

Sebelumnya, delapan gajah betina tersebut diungsikan ke Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Kabupaten Banyuasin akibat sering terjadi perambahan hutan oleh sekelompok warga dengan menanam bibit karet di area hutan konservasi.

Petugas BKSDA dan petugas gabungan Tripika mencabut ratusan bibit karet, namun warga kemudian malah merusak kantor operasional dan memukul petugas sekolah gajah pada 4 Maret 2019. Tak lama delapan di antara 10 gajah diungsikan ke Banyuasin karena situasi memanas.

Sebelum gajah dikembalikan lagi ke Lahat, kata dia, kelompok masyarakat di Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Selatan di wilayah konservasi sudah sepakat akan menjaga habitat gajah dan mencegah perambahan.

"Masyarakat sebetulnya sudah paham bahwa habitat gajah itu dilindungi negara, hanya saja memang saat ribut-ribut kemarin ada oknum," katanya.

Delapan ekor gajah tersebut dibawa kembali menggunakan truk dari SM Padang Sugihan, Selasa(26/11) dan tiba di Lahat, Rabu (27/11), pukul 11.00 WIB. Nama-nama gajah yang kembali itu, yakni Ely (25), Tiara (27), Tika (25), Korina (33), Sipon (28), Elpi (28), Kalangi (27), dan Linda (28). Total ada 10 ekor gajah di Lahat, termasuk Ardo (28) serta Nensi (42), yang tidak diungsikan ke Banyuasin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement