Kamis 28 Nov 2019 23:02 WIB

100 Keluarga Menjemput Harapan di Tanah Transmigrasi

Sebanyak 100 keluarga diberangkatkan transmigrasi di Kalimantan Utara.

Red: Dwi Murdaningsih
Pelepasan transmigran ke Kalimantan Utara.
Foto: kemendes
Pelepasan transmigran ke Kalimantan Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Ada yang berbeda di Pelabuhan Tanjung Perak hari itu. Setidaknya 100 Kepala Keluarga (298 jiwa) warga Provinsi Jawa Timur hendak menjemput harapan di tanah transmigrasi Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara pada Rabu (27/11).

Dengan menggunakan kapal laut KM Sinabung, para transmigran akan menempuh perjalanan selama 5 hari menuju ke Tarakan, Kalimantan Utara. Ada raut bahagia, cemas, dan semangat terpancar saat mereka mulai memasuki kapal laut. Satu sisi sedih karena harus berpisah dengan sanak saudara. Namun di sisi lain ada harapan untuk hidup lebih baik.

Baca Juga

Jumiran (42) seorang transmigran asal Kabupaten Magetan, mengungkapkan harapannya mengikuti program transmigrasi. Bapak lulusan SMP dan memiliki satu anak ini sejak tahun 2004 bermatapencaharian sebagai tukang sayur keliling, tapi menurutnya tidak mencukupi untuk kehidupan di kampung, saingan banyak dan hasilnya kurang bagus.

Pada 2012 ia merantau ke Kalimantan untuk bekerja di perkebunan sawit. Namun, hanya setahun, dirinya masih belum membuahkan hasil yang maksimal dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Akhirnya Jumiranpun tergerak untuk mendaftar menjadi transmigran dan kembali kekampung halamannya di Magetan. Namun, tak disangka, sang istri belum bersedia. Padahal, dirinya sudah memberi keyakinan akan hidup sejahtera saat menjadi transmigran.

Pupus harapan keinginan menjadi transmigran, dirinya bekerja serabutan, menjadi buruh bangunan dan apa saja yang bisa dikerjakan. Selang 6 tahun berlalu, Jumiran kembali membujuk istrinya untuk mendaftar menjadi transmigran. Kali ini, sang istripun menyetujuinya.

“Alasan ikut transmigrasi ingin mengubah hidup, keluarga sejahtera untuk anak cucu. Selain itu mau mengembangkan masyarakat di Kalimantan biar rame di sana,” ujarnya saat ditemui saat acara pelepasan transmigran di Surabaya (27/11).

Jumiran sebelumnya sudah berangkat survei ke tempat tujuan transmigran di Lokasi Tanjung Buka SP.10 Kabupaten Bulungan dengan dinas Kab. Magetan untuk melihat lokasi. Menurut hasil pantauannya, tanahnya subur, rata, banyak air, enak untuk bertanam.

Ia juga sempat mampir ke SP.3 melihat pertanian di sana, beragam tanaman sayuran dan buah-buahan. Melihat kondisi tersebut, Jumiran pun akan mengembangkan pertanian, terlebih ia dan rekan-rekannya sudah mendapat pelatihan pertanian dan peternakan dari dinas di Malang selama 8 hari.

“Nanti sesampainya kami di Bulungan, kami sudah dapat fasilitas tanah 2 hektar dan rumah, uang saku, dikasih bantuan multivator 3, solar sel 15 KK dari Magetan, kompor gas, alat pertanian, bibit sayuran, jadup 1,5 tahun. Pokoknya pemerintah sudah menyiapkan semuanya. Mimpi saya dari perjuangan transmigrasi, minta di sana itu diutamakan orang transmigrasi biar hidup makmur,” kata dia.

Kisah sukses menjadi transmigran dikisahkan oleh Agus Riyanto yang menjadi nominator transmigran teladan tahun 2019 yang berasal dari Trenggalek dan ditempatkan di Tanjung buka SP 6, tahun 2014 silam. Dengan sukses story yang disampaikan, diharapkan mampu memotivasi transmigran yang akan diberangkatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement