REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan kolam renang untuk program pelatihan rescue bagi anak-anak. Kolam renang yang disiapkan terletak di wilayah Jambangan. Nantinya, program pelatihan rescue tersebut sifatnya wajib bagi anak usia SD dan SMP.
Pelatihan rescue akan dimulai pada Januari 2020, karena proses pembangunan kolam renang diperkirakan selesai akhir tahun. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, tujuan adanya program pelatihan rescue bagi anak-anak adalah untuk memberikan bekal penyelamatan, yakni sebagai antisipasi jika terjadi bencana.
Kegiatan ini nantinya di bawah koordinasi Dinas Pendidikan. “Kita tidak minta ada musibah di manapun. Tapi kita ingin anak-anak memiliki pengalaman rescue atau penyelamatan,” kata Risma saat memberikan keterangan pers di ruang kerjanya di Surabaya, Kamis (28/11)
Risma menjelaskan, pihaknya akan memberikan training khusus kepada para pelatih, yang nantinya akan meneruskan pelatihan penyelamatan terhadap anak-anak. Pelatihan yang dipraktikan mulai dari cara memegang ban, naik perahu karet, hingga cara menaiki sekoci.
Nantinya, setiap sekolah akan bergiliran menjalankan program.pelatihan tersebut. “Nanti jadwal sekolah-sekolahnya kita buat bergilir. Semua sekolah negeri dan swasta. Jadi, sekolah akan mengirim siswa bergantian,” ujar Risma.
Para pelatih yang disiapkan, kata Risma, berasal dari petugas Linmas, Satpol PP, dan Pemadam Kebakaran (PMK). Bagi siswa perempuan, nantinya akan dilatih pelatih perempuan, demikian juga sebaliknya.
Saat ini, baru 10 petugas yang telah siap menjadi pelatih. Mereka terdiri dari enam orang dari jajaran Linmas, dan empat orang dari PMK, yang semuanya laki-laki.
Risma menyebut, latihan rescue bagi anak-anak merupakan kegiatan ekstra kulikuler, namun sifatnya wajib. Anak-anak yang phobia kedalaman air akan ditangani secara khusus.
Sementara itu, apabila ditemukan anak yang mempunyai bakat di cabang olah raga tersebut, nantinya akan dikembangkan. “Latihannya mulai jam 7 pagi sampai 5 sore, dibagi dalam dua shif. Tapi, kalau memungkinkan lebih pagi juga kita buat itu. Sementara ini, kolam renang ini kita prioritaskan melatih anak-anak,” ujar Risma.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menerangkan, Pemkot Surabaya tidak hanya menyiapkan program pelatihan rescue bagi anak-anak. Perlengkapan seperti seragam dan peralatan juga telah disiapkan.
Selain itu, bagi siswa yang berlatar belakang keluarga tidak mampu, kata dia, segalanya akan ditanggung juga. “Anak-anak tidak perlu minta orang tuanya, kalau mampu tidak apa-apa. Tapi kalau tidak mampu, semuanya akan kita siapkan supaya tidak memberatkan orang tuanya,” kata Risma.