REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dibalik kesuksesannya membangun bisnis properti, Ir Ciputra ternyata memendam keresahan ketika menyaksikan kondisi sosial yang ada. Direktur Senior Grup Ciputra, Tanan Herwandi Antonius, mengenang kisah Ciputra meneteskan air mata ketika melihat potret memprihatinkan seorang pekerja imigran.
"Suatu kali kami bertemu awak media, saya mempersiapkan beberapa bahan. Waktu saya menampilkan gambar imigran Pak Ci (sapaan akrab Ciputra) menetaskan air mata, kita semua kaget," kata pria yang akrab disapa Antonious itu di Ciputra World 1, Jakarta, Kamis (28/11).
Setelah momen tersebut, lanjut Antonious, Pak Ci pun meminta dirinya untuk membantu para buruh migran melalui program-program pemberdayaan. Sehingga, selain mengembangkan bisnis properti, Pak Ci juga mengembangkan program pemberdayaan di Malaysia, Hong Kong dan Singapura yang saat ini sudah berjalan selama 8 tahun.
Menurut Antonious, Pak Ci juga pernah meminta dirinya untuk memperhatikan orang-orang yang dianggap paling hina di Indonesia. Antonious mengatakan diminta untuk membuat program entrepreneurship untuk mantan pekerja seks komersil (PSK) yang sudah tua.
"Pak Ci mengkhawatirkan masa depan mereka (PSK), bagaimana ketika tua nanti," tuturnya.
Menurut Antonious, permintaan tersebut tidak sekali dua kali saja dilontarkan oleh Pak Ci. Bagi Pak Ci, orang-orang terpinggirkan seperti migran, dan PSK sangat penting dan sangat dekat di hatinya.
Hingga akhirnya pada 2014, Pak Ci berkesempatan melakukan pemberdayaan bagi mantan PSK yang digusur dari Doli oleh Pemerintah Kota Surabaya. "Impian Pak Ci lebih banyak orang di Indonesia bisa mendapatkan masa depan yang baru karena entrepreneurship," tutup Antonious.