REPUBLIKA.CO.ID, BAGRAM -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunjungi Pangkalan Militer Bagram. Kunjungannya ini dalam rangka merayakan Thanksgiving bersama pasukan AS yang bertugas di Afghanistan.
Di sana Trump mengumumkan AS dan Taliban telah melakukan pembicaraan damai. Ia pun yakin Taliban bersedia menggelar gencatan senjata.
"Kami bertemu dengan mereka dan kami mengatakan harus ada gencatan senjata dan mereka tidak ingin gencatan senjata, tapi mereka sekarang mau gencatan senjata, saya yakin dan kami akan lihat apa yang akan terjadi," kata Trump, Jumat (29/11).
Ini menjadi kunjungan pertama Trump ke medan perang terlama AS. Trump tiba di Pangkalan Militer Bagram pada Kamis (28/11) pukul 20.30 malam waktu setempat.
Ia menghabiskan waktu 3,5 jam di sana, memberikan pasukan AS kalkun, dan berterima kasih kepada pasukan AS di sana. Sebelum pulang di tengah malam, Trump sedang duduk dan berbincang bersama Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Biasanya kunjungan Presiden AS ke medan perang untuk merayakan Thanksgiving bersama pasukan dirahasiakan dari media. Hal itu untuk memastikan keselamatan presiden dalam perjalanan tersebut.
Saat ini, masih ada sekitar 12 ribu pasukan AS yang bertugas di Afghanistan. Dalam kunjungan ini Trump ditemani Senator Partai Republik John Barrasso dan sejumlah pembantunya, termasuk kepala staf presiden, sekretaris pers, dan penasihat keamanan nasional.
Trump datang dengan bersemangat, ia berkeliling pangkalan dengan kawalan pasukan bersenjata. Tidak seperti tahun lalu, kali ini ibu negara Melania tidak ikut dalam kunjungan tersebut.
Kunjungan ini dilakukan setelah Trump membatalkan pembicaraan dengan Taliban September lalu. Pembicaraan rahasia dengan Taliban dan pemimpin Afghanistan di Camp David dibatalkan setelah ada serangan mematikan yang menewaskan 12 orang termasuk seorang tentara Amerika.
Belum diketahui sudah berapa lama atau subtansi apa yang AS bicarakan kembali dengan Taliban. Dalam kampanye pemilihan presiden 2016 Trump berjanji mengakhiri perang tak berkesudahan di Afghanistan.