Jumat 29 Nov 2019 21:47 WIB

Pengamat: Dinamika Jelang Munas Golkar Minim Gagasan

Kandidat yang ingin maju dalam Munas Golkar hendaknya menyampaikan gagasan besar.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) yang disaksikan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ketiga kanan) dan Tokoh Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, pada pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) yang disaksikan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (ketiga kanan) dan Tokoh Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, pada pembukaan Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Komunikasi dan Marketing Politik UGM Nyarwi Ahmad menilai dinamika politik jelang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar minim gagasan-gagasan besar. Gagasan itu terkait dengan model dan arah kepemimpinan partai.

"Jelang Munas Golkar ini masih minim dengan gagasan-gagasan besar yang terkait dengan model dan arah kepemimpinan Partai Golkar baik dalam panggung politik eksekutif, legislatif dan elektoral/pemilih," kata Nyarwi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Dia menilai kontestasi antar-kubu calon ketua umum (caketum) seharusnya tidak sekadar hanyut dalam aspek prosedural mekanisme pemilihan atau isu-isu terkait dengan kesepakatan antarelite dan bagi-bagi jabatan/kekuasaan.

Menurut dia, masing-masing pihak yang maju jadi caketum Golkar harus menyampaikan ide-ide besarnya terkait dengan dinamika politik yang terjadi atau dibutuhkan dalam ketiga arena politik tersebut.

"Tidak hanya kepada kader, anggota dan konstituen pemilih Golkar saja. Sudah saatnya partai sebesar Golkar bisa memberikan visi yang menyegarkan dan memberikan harapan bagi masyarakat Indonesia ke depan," ujarnya.

Dia menilai, para caketum Partai Golkar seharusnya bisa menunjukkan model kepemimpinan yang akan ditawarkan dua hingga lima tahun mendatang.

Selain itu menurut dia, para caketum tersebut harus menunjukkan ide-ide segarnya kepada masyarakat terkait bagaimana menjaga keberlanjutan demokrasi di Indonesia di tengah jebakan polarisasi, ancaman radikalisme dan terorisme.

"Bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk memperkuat kapasitas negara dan kinerja pemerintahan dalam merespons stagnasi/perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional dan global," katanya.

Selain itu menurut dia, terkait perbaikan model pemilu yang seperti apa yang hendak mereka tawarkan untuk menjamin kelangsungan demokrasi di negeri ini dan menyelamatkan negeri ini dari jebakan kepentingan oligarki dan kartel ekonomi dan politik.

Dia juga menilai, para caketum Golkar harus menjelaskan kebijakan politik seperti apa yang idealnya dilakukan rezim penguasa untuk meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat kita.

"Model kebijakan perpajakan, pelayanan kesehatan dan jaminan sosial seperti apa yang tidak membebani masyarakat yang bisa mereka ditawarkan dan realisasikan dalam 5 tahun mendatang," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement