Jumat 29 Nov 2019 22:30 WIB

Insiden Bendera, Presiden Asosiasi Bola Basket Malaysia Cuti

Insiden salah bendera kebangsaan yang dikibarkan pada sebuah turnamen basket junior.

Bendera Malaysia (ilustrasi)
Foto: Reuters
Bendera Malaysia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Asosiasi Bola Basket Malaysia (MABA) cuti tak terbatas setelah insiden salah bendera kebangsaan yang dikibarkan pada sebuah turnamen basket junior. Kejadian ini memantik kemarahan besar rakyat Malaysia, selain memicu tuduhan pengkhianatan dan bahkan penyelidikan polisi.

Bendera kebangsaan yang salah itu terlihat di layar besar sebuah stadion di Kuala Lumpur pada pembukaan turnamen bola bakset U-15 MABA Milo Lum Mun Chak, akhir pekan lalu.

Bendera Malaysia yang dikenal dengan nama Jalur Gemilang seharusnya bergambar bulan sabit berwarna emas dengan bintang bersudut 14 dan 14 garis merah dan putih. Ini melambangkan 13 negara bagian dan satu wilayah federal. Namun yang dipajang dalam acara pembukaan kejuaraan basket itu adalah bendera dengan bintang bersudut 5 dan 10 garis merah dan putih.

Media sosial pun dibanjiri kemarahan, sedangkan kementerian pendidikan mengecam blunder itu sebagai "pengkhianatan terhadap nasionalisme kita" dan polisi sendiri memanggil Presiden MABA Lua Choon Hann untuk dimintai keterangan.

Di tengah insiden itu, MABA mengumumkan pada Kamis (28/11) malam bahwa Lua akan cuti dalam waktu yang tak ditentukan karena dia merasa bertanggung jawab. MABA menyatakan bahwa insiden itu murni kesalahan yang tidak disengaja dan mengambinghitamkan pihak luar yang membuat bendera salah itu.

Bendera kebangsaan Malaysia adalah sumber kebanggaan nasional negeri ini sehingga tidak menghormatinya akan menjadi pelanggaran besar, bahkan bisa berakhir dengan tuntutan hukum.

Beberapa pengamat menyebutkan bahwa bintang dalam bendera salah itu mirip dengan bintang dalam bendera kebangsaan China.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement