REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Acara Reuni 212 diprediksi hanya akan diikuti sekitar satu juta peserta dari berbagai kota di Indonesia. Padahal pada reuni 212 sebelumnya selalu diklaim melebihi lima juta orang.
Rencananya, reuni 212 bakal digelar di Kawasan Monas, Jakarta, Selasa (2/12) nanti. Acara akan berlangsung mulai pukul 02.30 WIB hingga 08.30 WIB. Acara akan dibuka dengan shalat tahajud.
Menurut pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin, berkurangnya peserta reuni secara drastis karena saat ini sudah bukan momentumnya. "Secara politik, momentumnya sudah hilang. Momentum pilpresnya sudah lewat," ujar Ujang saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (30/11).
Ujang menjelaskan, faktor lainnya dulu gerakan 212 didukung oleh tokoh-tokoh dari partai politik. Lalu, saat ini tokoh-tokoh parpol sudah berbeda pandangan. Namun, bisa juga penyusutan peserta karena 212 mengalami perpecahan.
Menurut Ujang, yang membuat perjuangan gerakan 212 belum usai karena ada yang hal belum beres, belum tuntas. Hingga detik ini, Imam Besar FPI Habib Rizek Syihab (HRS) belum bisa kembali ke Indonesia. Alumni 212 juga sedang menjaga eksistensi agar tetap bersatu untuk perjuangan jangka panjang, bisa untuk arahnya ke Pemilu 2024 atau yang lain.
"Karena bagaimanapun, capres dan cawapres di Pilpres 2024 butuh gerakan alumni 212 ini," kata Ujang.
Sebelumya, Steering Committee Reuni 212 Ustaz Slamet Ma'arif memperkirakan akan ada satu juta orang yang menghadiri acara tersebut. Meski demikian, Slamet tidak menutup kemungkinan jumlah peserta bisa berlipat ganda atau sedikit berkurang dari angka estimasi. Untuk jumlah massa sebanyak itu, Slamet mengaku, sudah mengantongi izin dari Polda Metro Jaya.
"Kami sudah rapat juga dengan Mabes Polri. Insya Allah aman, bersih, dan tertib," ujar Slamet.