REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga filantropi, Rumah Zakat (RZ) melakukan roadshow gerakan gelombang wakaf di Hotel Horison, Kota Bandung, Sabtu (30/11) pagi dari 18 kota yang akan didatangi. Tema yang diangkat menyangkut Wakaf Indonesia Berdaya Meraih Surga Bersama Keluarga.
CEO Rumah Zakat, Nur Efendi mengatakan gerakan gelombang wakaf merupakan jawaban dari upaya yang dilakukan oleh pihaknya yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang wakaf termasuk nadzhir. Selama ini ia menilai masyarakat belum paham tentang wakaf.
"Persoalan wakaf di Indonesia ini kan ada tiga, satu terkait dengan trust, sosialisasi dan portofolio program yang sifatnya lebih kepada produktif (dan) hasilnya jangka panjang," ujarnya saat ditemui seusai acara, Sabtu (30/11).
Penggunaaan wakaf selama ini yang masih bersifat charity (amal) menurutnya sudah benar. Namun, ia mengajak masyarakat untuk berpikir tentang pengelolaan wakaf lebih jauh agar lebih produktif dan hasilnya bisa lebih besar termasuk manfaatnya.
"Gelombang wakaf mengedukasi, memahamkan dan menumbuhkan wakaf di Indonesia. Kalau tumbuh manfaatnya besar. Harapannya semakin banyak gerakan nanti ada gelombang baru dan menjadi gelombang kebaikan. Target tahun ini 18 kota dan baru terimplementasi 6 kota," katanya.
Menurutnya, gerakan gelombang wakaf juga menjadi ruang untuk menjawab pertanyaan masyarakat tentang wakaf yang digunakan untuk sektor produktif. Hal itu katanya perlu dilakukan agar tidak muncul kekeliruan informasi dan prasangka terhadap wakaf dijadikan sektor produktif.
Nur Efendi menambahkan, wakaf yang dikelola oleh Rumah Zakat terus bertumbuh tiap tahun sekitar 30-40 persen. Menurutnya, pengelolaan wakaf di Indonesia memiliki potensi dan peluang yang besar.
Kabag Kesra Kota Bandung, Bambang Sukardi mengatakan langkah Rumah Zakat yang menyelenggarakan gerakan gelombang wakaf patut diapresiasi dan didukung. Pihaknya pun akan mengajak Rumah Zakat untuk berkolaborasi dalam upaya melakukan pemberdayaan kepada masyarakat.
"Saya perlu belajar dengan Rumah Zakat, bagaimana berkolaborasi memajukan warga Bandung dan meningkatkan kesejahteraan," katanya. Ia mengatakan, secara umum Baznas Kota Bandung belum bisa mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan.
"Kita baru bisa mengelola zakat profesi ASN sedangkan dari donatur belum signifikan," katanya.