REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily membantah kabar adanya intimidasi saat Ketua Umum Airlangga Hartarto mengumpulkan para ketua DPD Golkar dari berbagai daerah. Ace menyebut, pertemuan itu sekadar silaturahmi.
"Tidak benar pemberian dukungan itu dilakukan dengan tekanan. Dukungan itu dilakukan atas kesadaran dan inisiatif dari DPD I dan DPD II Partai Golkar," kata Ace yang juga pendukung Airlangga, saat dikonfirmasi, Ahad.
Ace menyebut, pertemuan ini bertujuan untuk silaturahmi dan menyerap aspirasi-aspirasi yang diminta oleh DPD II dan DPD I Golkar. Ace mengatakan, pada dasarnya aspirasi tersebut sudah ditampung di dalam keputusan Rapimnas, antara lain keinginan ketua-ketua DPD untuk mencalonkan diri di dalam Pilkada 2020.
Kemudian, lanjut Ace, harapan-harapan bahwa mereka juga ingin melanjutkan kepemimpinan masing-masing di Partai Golkar pasca-Munas. "Selain itu, Pak Airlangga menyampaikan komitmennya soal pencalonan Pilkada tanpa mahar dan ini sudah sesuai dengan keputusan rapimnas kemarin," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengumpulkan pimpinan - pimpinan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar dari berbagai daerah. Konsolidasi itu yang diduga untuk memuluskan langkah Airlangga sebagai calon Ketua Umum Golkar disoal caketum Golkar yang lain.
Caketum Golkar Indra Bambang Utoyo menyebut, Airlangga pada Sabtu (30/11) telah mengumpulkan Ketua DPD I dan II seluruh Sumatera. "AH (Airlangga Hartarto) melakukan konsolidasi pertemuan untuk seluruh ketua DPD I dan II se Sumatera di Padang siang, sore terbang ke Bali untuk wilayah Timur," kata Indra saat dihubungi, Ahad (1/12).
Airlangga, kata Bambang, kemudian mengumpulkan para pimpinan DPD di Bali. Pengumpulan itu diduga tak lain adalah untuk 'mengunci' dukungan para pimpinan DPD sebagai pemilik suara, agar mendukung Airlangga di musyawarah nasional (munas) partai Golkar.