REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ada fase di mana Turki Usmani begitu sangat Eropa. Fase itu disebut para sejarawan sebagai era Thanzimat.
Gaya desain arsitektur pun ikut terpengaruh standar Eropa, khususnya yang seturut dengan Barok (Baroque). Gaya Barok muncul pada abad ke-17 atau pasca-renaisans di Italia.
Dari sana, pengaruhnya menyebar ke sebagian besar Benua Biru. Arsitektur menurut gaya Barok menekankan pada dualitas antara isi dan kekosongan, atau permainan cahaya dan bayangbayang.
Seiring dengan westernisasi, Turki pun mengadopsi gaya Barok. Berikut adalah tiga bangunan publik yang menunjukkan gaya arsitektur Barok di negeri tersebut.
Masjid Nur Turki Usmani
Berdiri sejak abad ke-18, Masjid Nur Turki Usmani terletak di area Cemberlitas, Distrik Fatih, Istanbul, Turki. Bentuk kubahnya agak berbeda dengan destinasi- destinasi tersohor di kota tersebut, semisal Hagia Sophia, Masjid Suleymen, atau Masjid Fatih. Inilah masjid pertama yang mengintegrasikan gaya neoklasik dengan elemen Baroque dalam penampilan arsitekturnya.
Banyak pakar menilai, Nur Turki Usmani adalah contoh masjid terbaik yang mengekspresikan gaya Turki Usmaniyyah-Barok. Arsiteknya bernama Simeon Kalfa, seorang Yunani dari kalangan non-Muslim. Masjid ini dibangun sejak era Sultan Mahmut I pada 1748. Proyek pembangunannya selesai pada 1755.
Masjid Laleli
Inilah salah satu masjid Kesultanan Turki Usmaniyah pada abad ke-18. Lokasinya juga berada di Istanbul, Turki. Masjid Laleli dibangun Sultan Mustafa III antara tahun 1760 dan 1763. Perancangnya adalah arsitek resmi kerajaan, Mehmet Tahir Aga. Dia banyak menampilkan gaya Baroque dalam karyanya tersebut.
Namun, pada 1783 kompleks rumah ibadah ini sempat mengalami kebakaran. Musibah yang sama juga berulang pada 1911. Akan tetapi, otoritas setempat dapat memulihkan bangunan Masjid Laleli sehingga tidak mengurangi keindahannya. Masjid ini memiliki halaman persegi panjang sekitar dua kali ukuran ruang shalat. Di sana, terdapat arcade dengan 18 kubah serta kolam air mancur sebagai sumber air.
Masjid Altunizade
Masjid ini dibangun pada abad ke-19 di distrik uskudar, Istanbul, Turki. Nama masjid ini diambil dari Sultan Altunizade Ismail Zuhtu Pasha (1806-1887). Makam sang sultan terletak di halaman masjid tersebut.
Masjid Altunizade dibangun pada 1865. Para pakar menduga, bangunan ini adalah contoh terakhir dari masjid bergaya arsitektur Turki Usmaniyah-Baroque di Istanbul. Unsur yang jelas-jelas terpengaruh Eropa tampak pada elemen jendelanya yang berukuran besar.
Masjid ini memiliki satu kubah yang cantik dengan corak berwarna biru langit. Masjid ini memiliki satu menara dengan satu balkon. Bagian interiornya menampilkan berbagai ornamen geografis. Selain itu, sejumlah kaligrafi juga menghiasi bagian langit-langit. Sekilas, ornamen ini akan mengingatkan pada keanggunan Hagia Sophia.