Ahad 01 Dec 2019 23:32 WIB

Guru Marzuki Tumbuhkan Semangat Berilmu Santri

Hampir semua orang tua Betawi pada zaman itu berharap anaknya menjadi ulama.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah santri di sebuah pondok pesantren (ilustrasi)
Foto: Antara/Arief Priyono
Sejumlah santri di sebuah pondok pesantren (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Buku Genealogi Intelektual Ulama Betawi (2011) memaparkan, model pondok pesantren di Betawi yang cukup jamak pada masa prakemerdekaan ialah salafi. Pesantren yang dirintis Guru Marzuki merupakan salah satu contoh mengemuka dari model demikian.

Hampir semua orang tua Betawi pada zaman itu berharap anaknya menjadi ulama. Mereka pun memasukkan sang buah hati ke Pondok Pesantren Guru Marzuki di Cipinang Muara.

Model salafi berarti pola pengajarannya menggunakan medium buku-buku Islam klasik alias kitab kuning. Menurut Maman Imanulhaq Faqieh (2010), adanya kitab kuning merupakan elemen unik yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga-lembaga lain nya.

Dengan menguasai kitab kuning, seseorang dapat mengkaji khazanah keilmuan Islam dari masa lalu. Sebab, itulah peninggalan para ulama dari generasi silam yang sanad keilmuannya, bahkan ber sambung hingga Rasulullah SAW.'