Senin 02 Dec 2019 08:38 WIB

Film Dokumenter Ki Bagus Hadikusumo Diluncurkan di Yogya

Ki Bagus punya kemauan keras untuk mengubah dirinya sebagai seorang pemikir.

Mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif (kanan) saat menjadi pembicara pada acara 'Launching Film & Seminar Nasional Jalan Juang Ki Bagus Hadikusumo' di Kampus Unisa Yogyakarta, Sabtu (30/11).
Foto: dokpri
Mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif (kanan) saat menjadi pembicara pada acara 'Launching Film & Seminar Nasional Jalan Juang Ki Bagus Hadikusumo' di Kampus Unisa Yogyakarta, Sabtu (30/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Film dokumenter salah satu tokoh Muhammadiyah, Ki Bagus Hadikusumo, berjudul 'Jalan Juang Ki Bagus Hadikusumo' diluncurkan di Kampus Unisa Yogyakarta, Sabtu (30/11) kemarin. Acara launching film yang digelar bersamaan dengan seminar nasional tersebut terselenggara atas prakarsa Badan Kerjasama Sekolah (BKS) SMP Muhammadiyah Sleman bekerja sama dengan Majelis Dikdasmen PDM Sleman serta Direktorat Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI. 

Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut Prof Syafii Maarif, Prof Munir Mulkhan dan Farid Setiawan. Buya Syafii menekankan Ki Bagus punya kemauan keras untuk mengubah dirinya sebagai seorang pemikir. "Budaya bacanya tinggi sehingga pendapat-pendapat beliau didasarkan atas keyakinan yang kuat," kata mantan ketua umum PP Muhammadiyah tersebut, Sabtu.

Sejalan dengan hal tersebut, Prof Munir Mulkhan beranggapan Ki Bagus merupakan seorang idealis yang objektif. Sementara itu, Farid mengatakan ada tiga tradisi besar warisan Ki Bagus yakni membaca, menulis, dan dokumentasi. "Seyogyanya tradisi intelek tersebut wajib dilestarikan generasi bangsa ke depan," kata Farid.

Ketua BKS Sleman, Hasanudin menuturkan kegiatan ini merupakan upaya menggali nilai-nilai kejuangan Ki Bagus Hadikusumo sebagai tokoh Muhammadiyah yang juga sebagai pahlawan nasional dalam menggagas ideologi Indonesia, utamanya dalam sidang BPUPKI dan umumnya dalam frame khasanah keislaman dan nasionalisme.

Para peserta antusias mengikuti pemaparan materi dari para pembicara. Seminar dan launching film merupakan kegiatan pamungkas, setelah sebelumnya diselenggarakan Festival Ki Bagus Hadikusumo berupa lomba-lomba edukatif seperti pidato, story telling, mading 3D, vlog, dan cipta puisi. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement