Senin 02 Dec 2019 13:30 WIB

Korban Tewas Serangan Kartel di Meksiko Bertambah

Polisi mencatat jumlah keseluruhan korban tewas akibat insiden ini menjadi 20 orang

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Seorang korban perang kartel narkoba Meksiko tewas tergeletak di jalanan.
Foto: AP/Miguel Tovar
Seorang korban perang kartel narkoba Meksiko tewas tergeletak di jalanan.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Pasukan Keamanan Meksiko menewaskan tujuh anggota kartel yang diduga melakukan serangan di kota dekat perbatasan Texas, Ahad (1/12) waktu setempat. Polisi mencatat jumlah keseluruhan korban tewas akibat insiden ini menjadi 20 orang.

Melansir laman Associated Press, kartel itu diduga menyerang kota Villa Union, provinsi Coahilla selama satu jam. Mereka menyerang dengan konvoi truk dan mobil pickup pada hari sebelumnya. Pemerintah negara bagian Coahuila mengatakan pasukan keamanan Meksiko yang dibantu helikopter masih mengejar sisa kelompok kartel.

Baca Juga

Gubernur Miguel Angel Riquelme mencatat jumlah korban dalam baku tembak antara kelompok kartel dan pihak keamanan mencapai 20 korban jiwa. Empat di antara yang tewas termasuk dari pihak polisi, sementara 14 orang terbunuh dari pihak kartel yang membawa senjata.

Dia mengatakan dua warga sipil juga terbunuh oleh kelompok bersenjata itu setelah keduannya diculik. Sedangkan empat pemuda yang diculik mengalami luka.

Seperti diketahui, kartel narkoba Meksiko kerap bersaing untuk mengendalikan rute penyelundupan di Meksiko utara. Namun belum ada bukti langsung bahwa kartel saingan telah ditargetkan di Villa Union. Sebelumnya, pemerintah negara bagian telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan tujuh penyerang tewas, bertambah dari tujuh yang tewas di Sabtu (30/11).

Gubernur mengatakan kelompok bersenjata yang sebagian dari mereka berpakaian militer itu menyerbu tiga ribu penduduk kota. Mereka menyerang kantor pemerintah setempat sehingga membuat pasukan keamanan negara bagian dan federal turun tangan. Truk-truk konvoi penuh peluru yang dipakai kartel itu ditinggalkan di jalan dengan tanda C.D.N, inisial Spanyol dari Kartel geng Timur Laut.

Tingkat pembunuhan Meksiko tercatat meningkat dua persen dalam 10 bulan pertama kepresidenan Andres Manuel Lopez Obrador. Pejabat federal mengatakan ada 29.414 kasus pembunuhan pada 2019. Angka itu naik jika dibandingkan dengan 28.869 kasus pada periode yang sama 2018.

Pembunuhan November oleh tiga pria kartel narkoba Meksiko yang memegang kewarganegaraan Amerika Serikat (AS) dan enam anak mereka, memusatkan perhatian dunia pada meningkatnya kekerasan oleh kartel narkoba. Serangan Sabtu lalu pun menujukkan kartel kembali menggunakan operasi militer semu dalam tantangan yang dianggap berani kepada otoritas resmi negara.

Pada Oktober lalu, operasi besar-besaran oleh kartel narkoba Sinaola mendorong pemerintah federal membebaskan sosok raja obat bius yang tertangkap dan menarik kembali tentara karena kalah. Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengatakan akan menunjuk kartel narkoba Meksiko sbeagai organisasi teroris.

Pejabat Meksiko langsung menentang penunjukkan Trump. Meksiko khawatir hal itu dapat menyebabkan intervensi AS yang tidak material di wilayah Meksiko.

Negara bagian Coahuila berada jauh dari bagian yang paling parah dari Meksiko di tengah kekerasan dalam beberapa tahun terakhir. Survei biro sensus pemerintah dalam persepsi publik tentang keamanan merekam bahwa Coahuila berperingkat baik tahun ini, dengan hanya tiga negara lain yang memiliki persepsi publik yang lebih tinggi tentang keselamatan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement