REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Pemerintah Kabupaten Purwakarta menggenjot produktivitas buah manggis hasil para petani. Buah manggis ini diekspor ke berbagai negara di Asia.
Buah Manggis Wanayasa saat ini menjadi produk perkebunan rakyat khas Kabupaten Purwakarta yang sangat menjanjikan dari sisi ekonomi. Bahkan memiliki daya saing secara global. Saat ini manggis atau yang bisa juga disebut ratu buah tropis itu, telah beredar di pasar Asia salah satunya ke China.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan sejak 2017 lalu pemerintah pusat membuka kran ekspor manggis ke sejumlah negara di Asia. Sejak saat itu angin segar tengah menerpa para petani manggis di wilayahnya.
"Alhamdulillah, kran ekspor telah dibuka sehingga komoditi unggulan khas Purwakarta saat ini bisa menembus pasar internasional. Ini menjadi angin segar bagi kami," kata Anne dalam siaran persnya, Senin (2/12).
Pihaknya akan terus mendorong supaya produktivitas perkebunan manggis ini terus meningkat baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Untuk perkuat kualitas salah satu upayanya yakni dengan memberikan bimbingan mengenai good agricultural practice (GAP) dan standard operational procedure (SOP) kepada para petani.
"Dari sisi kuantitas kami terus mendorong bagaimana supaya produktivitasnya terus meningkat sehingga kebutuhan domestik maupun ekspor bisa tetap terpenuhi," katanya.
Luas lahan perkebunan manggis di Purwakarta mencapai 1.500 hektare. Lahan tersebut tersebar di empat kecamatan yakni Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, dan Darangdan.
Adapun rata-rata produksi buah manggis saat panen raya sekitar 47 ton per hektare. Hasil panen tersebut, selama ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tapi juga hingga mancanegara atau kebutuhan ekspor.
"Kalau untuk ekspor tidak ada batasan (unlimited). Tapi sejauh ini kami baru mampu mengekspor sekitar 30 ribu ton saja per tahun. Target kami di musim panen tahun depan bisa ekspor 50 ribu ton,” kata dia.