Selasa 03 Dec 2019 07:01 WIB

Perlambatan Ekonomi Global Tahan Laju Manufaktur Indonesia

Diproyeksikan, permintaan negara lain terhadap produk industri Indonesia masih turun.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
 Manufaktur Indonesia
Manufaktur Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho memprediksi, perlambatan kinerja manufaktur berlangsung sampai akhir tahun 2019. Begitu pula dengan pertumbuhan industri manufaktur nonmigas. Prediksi ini seiring dengan perlambatan ekonomi global yang berpengaruh terhadap penurunan permintaan terhadap produk industri dalam negeri. 

Andry menjelaskan, Purchasing Manufactur Index (PMI) Indonesia masih akan konsisten di bawah 50. Artinya, dunia usaha masih sulit dan enggan melakukan ekspansi bisnis.

"Setidaknya sampai akhir tahun ini," tuturnya ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (2/12) malam.

Sampai tahun depan, Andry memproyeksikan, permintaan negara lain terhadap produk industri Indonesia masih menurun. Dampaknya, stok dalam negeri masih tidak terjual. Hasil akhirnya, produsen menahan laju produksi. 

Andry menambahkan, pada kuartal keempat kemungkinan tidak terjadi ekspansi. Justru, biasanya cenderung mengalami perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya. "PMI Indonesia pun sebetulnya masih terendah selama empat tahun terakhir ya di Oktober-November 2019 ini," katanya. 

Senada dengan Andry, IHS Markit memprediksi, PMI Indonesia berada pada level 48,0 sampai akhir kuartal keempat. Dengan begitu, rata-rata PMI sepanjang 2019 berada pada level 51,50. Artinya, secara keseluruhan, manufaktur domestik masih mengalami ekspansi meskipun tidak secara signifikan. 

IHS Markit juga merilis, PMI Indonesia per November 2019 adalah 48,2 atau berada di bawah level 50, yang menunjukkan industri berada dalam situasi kontraksi. Dibanding dengan PMI Oktober yang mencapai level 47,7, kinerja manufaktur Indonesia mengalami perbaikan dalam kurun waktu sebulan. Hanya saja, level November menjadi level terendah kedua sepanjang 2019 dengan titik terendah terjadi pada Oktober. 

Kontraksinya manufaktur Indonesia pada tahun ini sudah terjadi selama lima bulan terakhir. Pada Juli, PMI Indonesia berada di level 49,6, dengan sebelumnya sempat berada di level 50,6. Dari situ, PMI Indonesia konsisten di bawah level 50. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement