Selasa 03 Dec 2019 11:39 WIB

Demokrat Tolak Wacana Masa Jabatan Presiden Tiga Periode

Jabatan presiden tiga periode itu bertentangan dengan cita-cita reformasi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Wasekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin (tengah)
Foto: Muhyiddin
Wasekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Didi Irawadi tegas menolak wacana masa jabatan presiden tiga periode. Menurutnya hal tersebut bertentangan dengan cita-cita reformasi. "Jelas ini bertentangan dan mengkhianati semangat dan cita-cita reformasi yang kita bangun dengan susah payah sejak 1998," kata Didi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12).

Bagi Demokrat, masa jabatan presiden tetap dua periode dengan tiap periodenya menjabat selama lima tahun. Kemudian Didi juga memuji sikap Presiden Jokowi yang menolak wacana penambahan masa jabatan itu. "Saya rasa sudah benar sikap beliau, dengan beliau menolak itu sikap yang benar," ujarnya.

Baca Juga

Menurut dia, tidak perlu ada pihak-pihak yang ingin mengambil hati bahkan  menjilat presiden dengan mengusulkan wacana yang tidak-tidak yang bertentangan dengan semangat reformasi. Apalagi, imbuhnya, reformasi sudah berjalan 20 tahun.

"Harusnya bukan malah mundur dalam semangat berdemokrasi, bukannya kita mundur ke zaman kegelapan, sudah belajar kita di demokrasi terpimpin orde lama bagaimana jatuhnya pemerintahan karena demokrasi terpimpin 22 tahun saat itu ya," tuturnya.

Kendati demikian ia menghormati sikap masing-masing partai yang menghendaki adanya amandemen. Namun bagi Demokrat tetap pada sikap menolak amandemen. "Kami meyakini rakyat itu demokrasi yang baik itu kekuasaan presiden dibatasi, tidak boleh kekuasaan presiden itu terlalu lama," ungkapnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersuara terkait wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Menurut Jokowi, wacana tersebut dimunculkan karena ada pihak yang ingin menjerumuskannya hingga mencari muka kepadanya.

Kendati demikian, ia enggan menyebut lebih detil siapa pihak yang ingin menjerumuskan dengan wacana penambahan masa jabatan presiden itu. "Kalau ada yang usulkan itu, ada tiga menurut saya. Satu ingin menampar muka saya, ingin cari muka, menjerumuskan. Itu saja," ujar Jokowi saat berbincang dengan awak media Istana di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12). 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement