Selasa 03 Dec 2019 16:00 WIB

Kerja Sama dengan Senegal, Jadi Gerbang Bio Farma ke Afrika

Senegal 'berguru' ke Bio Farma di bidang vaksin.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Delegasi Senegal dalam acara Familiarisation Visit Program Development of A Reverse Linkage Project Between Senegal (Institute Pasteur de Dakar) and Indonesia (Bio Farma) in Vaccine Production di Bio Farma Bandung. Larbi Neffati (duduk kedua dari kiri) sebagai OperationTeam Leader Islamic Development Bank (IsDB), Amadou Alpha Sall (duduk ketiga dari kiri) sebagai CEO Institute Pasteur de Dakar (IPD), Slamet Soedarsono (duduk keempat dari kiri) sebagai Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan BAPPENAS, Slamet (duduk ketiga dari kanan) sebagai Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Kemnkes RI, Honesti Basyir (duduk kedua dari kanan) sebagai Direktur Utama Bio Farma.
Delegasi Senegal dalam acara Familiarisation Visit Program Development of A Reverse Linkage Project Between Senegal (Institute Pasteur de Dakar) and Indonesia (Bio Farma) in Vaccine Production di Bio Farma Bandung. Larbi Neffati (duduk kedua dari kiri) sebagai OperationTeam Leader Islamic Development Bank (IsDB), Amadou Alpha Sall (duduk ketiga dari kiri) sebagai CEO Institute Pasteur de Dakar (IPD), Slamet Soedarsono (duduk keempat dari kiri) sebagai Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan BAPPENAS, Slamet (duduk ketiga dari kanan) sebagai Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Kemnkes RI, Honesti Basyir (duduk kedua dari kanan) sebagai Direktur Utama Bio Farma.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bio Farma mendapatkan pintu gerbang baru untuk melebarkan sayap di benua Afrika, yakni melalui kerja sama dengan Senegal. Menurut Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Slamet Soedarsono, Senegal merupakan salah satu negara penting di Afrika Barat 

Negara tersebut bisa menjadi pintu gerbang untuk masuk ke pasar Afrika yang merupakan tujuan ekspor nontradisional bagi Indonesia. "Awalnya kita bidik Afrika Barat, selanjutnya seluruh Afrika. Kerja sama dengan Senegal ini menjadi sangat penting dan prosfektif karena saat ini Indonesia sedang fokus menggarap pasar nontrandisional," ujar Slamet Soedarsono di acara Reverse Linkage (RL) Senegal-Indonesia di Bio Farma,  Selasa (3/12). 

Baca Juga

Kegiatan tersebut digelar oleh Islamic Development Bank (IsDB), Bappenas, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Bio Farma. Slamet Soedarsono berharap, ke depan kerja sama tersebut tidak hanya dalam bentuk ekspor produk jadi, tapi juga investasi Bio Farma di Senegal. Dengan demikian, produk Indonesia bisa lebih mudah masuk ke pasar Afrika.

"Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, negara Selatan Selatan harus memperkuat gandengan tangan, meningkatkan kerja sama," kata Slamet.

Salah satu kerja sama yang sangat strategis, kata dia, terkait vaksin. Kerja sama tersebut bukan hanya penting bagi Indonesia yang akan mulai beralih dari ekspor sumber daya alam ke produk berbasis teknologi, tapi juga bagi negara Selatan Selatan.

"Kerjasama Selatan Selatan ke depan bukan hanya diarahkan untuk dijalin antarnegara, tapi juga antar-BUMN dan antarswasta negara anggota," katanya.

Terkait kerja sama vaksin, kata dia, bagi negara Selatan Selatan kerja sama ini sangat penting untuk mencapai target kemandirian vaksin. Sementara bagi Indonesia, memiliki nilai strategis untuk membuka pintu gerbang tujuan ekspor nontradisional.

Sementara menurut Direktur Operasi Bio Farma, M Rahman Rostan, melalui program RL tersebut Bio Farma bisa melakukan sharing knowledge untuk mendukung negara-negara anggota IsDB untuk mencapai kemandirian dalam produksi vaksin. Ia berharap, melalui program tersebut Bio Farma bisa menambah pangsa pasar, tidak hanya di negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Afrika, tapi seluruh negara di benua tersebut.

Menurut Rahman, dalam jangka panjang, melalui program RL, Bio Farma bisa mengirimkan para penelitinya ke negara OKI dan negara Afrika lainnya, untuk berbagi ilmu dan pengetahuan vaksin. Dengan demikian, dapat berkontribusi dalam menekan angka kematian bayi dan ibu hamil serta pemerataan access to medicine bisa tercapai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement