REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi pada Senin (2/12) dan Selasa (3/12). Peristiwa tersebut terjadi setelah wilayah Sukabumi diguyur hujan deras pada Senin sore hingga malam hari.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, longsor terjadi di Kampung Cisalimar RT 06 RW 10 Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan pada Senin (2/12) malam sekitar pukul 21.15 WIB. "Bencana menyebabkan jalan desa terputus,’’ ujar Koordinator Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna kepada wartawan, Selasa (3/12).
Menurut dia, hujan deras menyebabkan akses jalan terputus karena terbawa longsor. Selain itu area pertanian seluas 2.500 meter persegi tertimbun longsor. Bencana ini diperkirakan menyebabkan kerugian hingga Rp 50 juta.
Daeng menerangkan, titik bencana kedua terjadi Kampung Babakan Gobang RT 02 RW 05 Desa Cibunarjaya Kecamatan Ciambar pada Senin Sore sekitar pukul 17.30 WIB. "Sebagian sawah warga, kolam ikan, dan kebun kacang terdampak longsor,’’ ungkap Daeng. Kejadian berlangsung pada waktu hujan dan imbas dari pengerjaan jalan tol Bocimi.
Langkah penanganan terang Daeng, petugas bersama dengan babinsa, bhabinkamtibmas, dan kepala desa mendatangi pihak pembangun jalan tol untuk penanganan lebih lanjut pada Selasa. Upaya ini dilakukan agar potensi bencana ke depan bisa diantisipasi.
Bencana lainnya yakni pergerakan tanah yang terjadi pada Selasa (3/12) pukul 06.00 WIB. Kejadian ini merusak salah satu rumah warga di Kecamatan Cisolok yakni Diyat (50 tahun) yang dihuni satu kepala keluarga yang terdiri atas enam jiwa.
Lokasi bencana tepatnya terjadi di Kampung Empuk RT 01 RW 01 Gunung Tanjung Kecamatan Cisolok. "Bencana mengancam satu RT di bawah rumah tersebut,’’ imbuh Daeng.
Menurut Daeng, bencana ini sudah ditangani petugas dengan mendatangi lokasi kejadian. Di mana dibutuhkan bronjong atau media untuk menahan longsor agar tidak meluas.
Banyaknya kasus bencana ini lanjut Daeng menjadikan warga dan petugas di lapangan harus meningkatkan kewaspadaan. Terlebih potensi bencana akibat tingginya intensitas hujan masih mungkin terjadi.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman menambahkan, potensi terjadinya bencana seperti pergerakan tanah hingga akhir tahun 2019 masih mungkin terjadi. Sebab saat ini mulai memasuki musim penghujan yang dapat menjadi pemicu kejadian pergerakan tanah di sejumlah titik rawan bencana.
Terlebih ungkap Eka, berdasarkan data sekitar 60 persen wilayah Sukabumi masuk daerah rawan pergerakan tanah. Sehingga sudah selayaknya warga meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencama terutama pergerakan tanah, longsor, banjir dan angin kencang. Upaya ini diperlukan untuk menekan munculnya korban jiwa dan kerugian materiil akibat bencana.