REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Momen Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember di Kota Sukabumi cukup istimewa. Sebab Kota Sukabumi menjadi pilot project atau daerah perintis program pemberdayaan kalangan disabilitas untuk masuk dunia kerja atau berusaha mandiri.
Acara ini dikemas dalam kegiatan Difabel goes to campus and corporate, dengan tema upaya pendampingan disabilitas memasuki dunia kerja yang digelar di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi, Selasa (3/12). Perhelatan itu digagas oleh Lembaga Pemberdayaan dan Kesejahteraan Pancakarya Indonesia (LPKPI) serta mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia dan Pemkot Sukabumi.
"Kegiatan ini merupakan rangkaian pemberdayaan kalangan difabel, setelah sebelumnya dilakukan pelatihan,’’ ujar pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina LPKPI Dwi Mukti Wibowo kepada wartawan Selasa. Ia mengatakan ada sebanyak 50 kalangan disabilitas di Kota Sukabumi yang diberikan pelatihan agar bisa hidup mandiri atau mampu diterima di dunia kerja.
Puluhan kalangan disabilitas ini lanjut Dwi akan mendapatkan pelatihan lanjutan dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) pada awal 2020 mendatang. Targetnya mereka akan mendapatkan keterampilan dan wawasan yang baik agar bisa berwirausaha dan masuk ke dunia kerja.
Dwi menerangkan, program ini diharapkan bisa mengayomi dan mensejahterakan atau meningkatkan daya beli ekonomi kalangan disabilitas. Bahkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Lebih lanjut Dwi menuturkan, setelah kegiatan ini akan dilakukan evaluasi untuk menindaklanjuti dan monitoring yang sudah dilaksanakan. Misalya dengan membangun house of disability di Sukabumi sebagai tempat pemberdayaan kalangan disabilitas. Nantinya akan dibentuk koperasi dengan anggota para kalangan disabilitas.
Selain itu ungkap Dwi, harus ada kepedulian dari pemda dan perusahaan untuk bergandeng tangan dalam memberikan dukungannya. "Tidak bisa satu pihak dan butuh peran nyata dari yang lain,’’ imbuh dia.
Setelah di Sukabumi sambung Dwi, program ini akan di replikasi di daerah lain misalnya di dilakukan di Riau dan Makasar. Namun pengembangannya disesuaikan dengan potensi koperasi. Contohnya di Riau foksu pada pemenuhan kebutuhan atlet dalam menunjang atlet disabilitas.
"Ketika bergulir di sejumlah daerah maka, program ini menggelembung menjadi program nasional,’’ cetus Dwi. Namun program tersebut harus berkesinambungan dan perlu pendampingan serta didukung semua pihak.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi Didin Syarifudin mengatakan, momen ini merupakan bentuk perhatian terhadap kalangan disabilitas karena tidak ada perbedaan antara disabilitas dan warga lainnya. "Yang penting ada kemauan yang keras dan kalangan disabilitas banyak yang berhasil,’’ ungkap dia.
Di Kota Sukabumi lanjut Didin, sudah ada perusahaan yang menyerap kalangan disabiltas. Hal ini karena pemkot telah membuat surat ke perusahaan agar ada penyerapan disabilitas sesuai dengan kemampuan di bidang komputer dan lainnya agar mereka bisa berkarya.
Di sisi lain kata Didin pada awal 2020 akan ada pelatihan untuk kalangan disabilitas. Sebabnya kalangan difabel memerlukan pedampingan serta bisa berdaya guna kerja sama dengan cyberjek yang merupakan pengelola ojek online.
Kepala Bidang Harmonisasi Hubungan Industrial, Kemenko Perekonomian Sumurung Simanjuntak mengatakan, pemerintah pusat menyambut positif adanya pemberdayaan kalangan disabilitas di Sukabumi. "Sangat mulia dan pemerintah memberikan dukungan, harapannya ada keberpihakan bukan hanya satu institusi baik pusat dan daerah serta pihak swasta harus bergandengan,’’ cetus dia.