Selasa 03 Dec 2019 17:54 WIB

Asuransi Diharapkan Jadi Sumber Pembiayaan Infrastruktur

Tingkat pertumbuhan asuransi Indonesia saat ini jauh lebih rendah dibandingkan negara

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Asuransi (Ilustrasi)
Foto: wepridefest.com
Asuransi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman, mengatakan asuransi bisa menjadi salah satu sumber pembiayaan infrastruktur. Saat ini masih sedikit sekali perusahaan asuransi yang masuk ke pembiayaan sektor ini.

Luky melihat, salah satu kendala rendahnya pembiayaan dari asuransi ini karena pertumbuhan industri yang terbilang masih sangat rendah. Menurut Luky, ini sejalan dengan rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia.

Baca Juga

"Bagaimanapun juga kesadaran asuransi masyarakat Indonesia itu masih rendah dibandingkan negara tetangga, jadi itu PR kita bersama," kata Luky di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/12).

Luky mengungkapkan, tingkat pertumbuhan asuransi Indonesia saat ini jauh lebih rendah dibandingkan negara tetangga. Data OJK menyebut, total premi asuransi hanya sanggup mencapai angka 9 persen sepanjang 2018. Sedangkan, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan mencapai 12,88 persen.

Untuk itu, menurut Luky, upaya peningkatan literasi dan program edukasi perlu digencarkan. Sehingga dana yang terkumpul pum akan semakin besar.

"Dengan makin banyak dana tersedia itu akan makin banyak juga dana untuk membangun pembangunan Indonesia termasuk infrastruktur," tutur Luky.

Selain meningkatkan penetrasi, Luky mengatakan, pemerintah saat ini sedang mengkaji pemberian insentif untuk industri asuransi agar mau berinvestasi di sektor ini.

"Kita membuat peraturan yang lebih relaksasi, memang belum ditentukan insentif apa, tapi itu diusulkan oleh forum, karena mau kita kaji dulu," ujar Luky.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement