Selasa 03 Dec 2019 18:53 WIB

Kota Bandung Targetkan Bebas Kantong Plastik 2025

Total sampah Kota Bandung mencapai 1.600 ton per hari, termasuk kantong plastik.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nora Azizah
Penggunaan kantong plastik di pasar (Ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penggunaan kantong plastik di pasar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, Kamalia Purbani, mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung saat ini semakin giat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai hingga 100 persen pada 2025. Tahun ini pengurangannya ditargetkan mencapai 10 persen.

"Tahun ini, kami menargetkan 10 persen pengurangan sampah plastik. Tapi kalau total kami targetkan 35 persen selama 5 tahun," ujar Kamalia kepada wartawan di acara GoGreener, Selasa (3/12).

Baca Juga

Kamalia mengatakan, target ini ditetapkan untuk mengurangi limbah yang volumenya sudah mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang dihimpun total sampah per hari di Kota Bandung mencapai 1.600 ton per hari.

Jumlah sampah ini mulai dar organik, non-organik, hingga residu. Selama ini yang menjadi persoalan paling krusial adalah sampah residu yang merupakan perpaduan antara organik dan non-organik.

"Itu yang sulit diurai, misalnya pembalut, popok, dan sampah lain yang tercampur," katanya.

Untuk mencapai target tersebut, menurut Kamalia, dinasnya ingin memberikan pemahaman kalau plastik itu bukan sesuatu yang free tapi berbayar. Hal ini yang kemudian akan diterapkan ke konsumen.

"Sekarang kan murah hanya Rp 200. Kita sedang mengkaji berapa harga yang pantas. Kalau harganya pantas kan masyarakat nanti menggunakan kantong yang bisa digunakan berulang-ulang ini bisa mengurangi penggunaan plastik juga," katanya.

Untuk mengurangi sampah dalam bentuk apapun, Kamalia berharap para pelaku UMKM bisa berperan aktif tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai ketika memenuhi kebutuhan kuliner masyarakat kota Bandung. Yakni, kata dia, mulai dari plastik untuk membungkus makanan, garpu dan sendok plastik, hingga sedotan selalu menjadi sampah yang kerap dianggap sepele.

Padahal  jika dikalikan dalam pemesanan yang sangat banyak, sampah-sampah tersebut akan menumpuk dan menjadi limbah berbahaya. Untuk menekan volume sampah berlebihan Gojek bekerjasama dengan PlastikDetox memberikan pelatihan dan ilmu dalam mengurangi plastik sekali pakai guna mengurangi volume sampah.Arie Lukihardianti

"Melalui pengurangan sampah di hulu sebelum menjadi sampah sebagai bentuk upaya preventif, sehingga jumlah timbulan sampah plastik dapat dikurangi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement