Selasa 03 Dec 2019 21:53 WIB

Jokowi Ungkap Kekhawatiran Jika Golkar Pecah

Munas Golkar dibuka hari ini dan dihadiri oleh Presiden Jokowi.

Rep: Arif Satrio Nugroho, Intan Pratiwi/ Red: Andri Saubani
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (kanan kedua), bersam Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) dan Ketua Penyelenggara Munas Golkar Melchias Marcus Mekeng (kiri) membuka acara Musyawarah Nasional ke-10 Partai Golkar, di Jakarta, Selasa (3/12).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (kanan kedua), bersam Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) dan Ketua Penyelenggara Munas Golkar Melchias Marcus Mekeng (kiri) membuka acara Musyawarah Nasional ke-10 Partai Golkar, di Jakarta, Selasa (3/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo mengingatkan pentingnya Partai Golkar untuk menjaga stabilitas. Menurut dia, stabilitas politik di Golkar bisa berpengaruh besar bagi stabilitas politik nasional. Ia pun berharap, Golkar tak lagi pecah.

"Kalau Golkar panas semua ikut panas," ujarnya saat menyampaikan pidato di Pembukaan Musyawarah Nasional X Partai Golkar di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/12).

Baca Juga

Munas Golkar sebelumnya kerap diwarnai sengketa. Bahkan, dalam sejumlah munas, sejumlah tokoh Golkar memisahkan diri dan membentuk partai baru, misalnya Prabowo Subianto yang membentuk Gerindra, Surya Paloh yang membentuk Nasdem, dan Wiranto yang membentuk Hanura.

"Kalau Golkar pecah jadi partai baru lagi, itu kekhawatiran saya. Golkar adalah partai besar, aset besar bagi indonesia.  Mari jaga bersama-sama," kata Jokowi.

Jokowi pun menyebut, stabilitas politik Golkar diperlukan agar stabilitas politik nasional terjaga. Sehingga, dengan politik yang stabil, Indonesia dapat mewujudkan tujuan - tujuan nasional. Ia mencontohkan sejumlah ketidakstabilan sejumlah negara seperti Hong-Kong dan Chile yang berpengaruh besar pada perkembangan ekonomi.

"Kalau Golkar goyang, politik Indonesia juga goyang," ujar Jokowi. Bila negara stabil, Jokowi yakin Indonesia dapat menghadapi ancaman resesi dunia, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

"Kalau stabilitas kita goyang sedikit saja, ini berbahaya karena menyangkut trust (kepercayaan), orang tidak mau investasi kalo tidak stabil," ujar dia.

Jokowi juga menjamin, tidak ada intervensi yang dilakukan oleh Istana, Sekretariat Negara maupun Menteri Sekretaris Negara Pratikno terhadap Musyawarah Nasional (Munas) Golkar, seperti yang diisukan belakangan ini.

"Jangan ada yg berprasangka tidak baik, karena kemarin ada yang menyampaikan katanya istana intervensi. Tidak ada, saya jamin tidak ada," kata Jokowi.

Saat mendengar isu intervensi, Jokowi mengaku langsung memanggil Mensesneg Pratikno. Pratikno pun memberitahukan kepada Jokowi bahwa kabar tersebut tidak benar.

Namun, Jokowi menilai wajar bila ada menterinya yang berasal dari Golkar ikut berpengaruh dalam munas. "Bisa saja, Pak Agus (Gumiwang), atau Pak Zainuddin Amali, atau Pak Luhut bisa saja, ini kan memang kader Golkar semuanya, kalau di luar itu ada yang manggil-manggil, maju sini saya beri sepeda," ujar Jokowi.

Jokowi juga membantah adanya kabar yang menyebut Menteri Setneg mengumpulkan para ketua DPD Golkar menggalang dukungan untuk salah satu calon ketua umum Golkar.

"Kalau bener ada, maju sini silakan saya beri sepeda. Silakan kalau ada DPD yang dikumpulkan oleh Mensesneg, saya beri sepeda betul," ujar dia.

photo
Tiga bakal calon ketua umum Golkar, Bambang Soesatyo, Indra Bambang Utoyo, dan Agun Gunandjar, berbicara soal pengunduran diri mereka di Rumah Makan Sate Khas Senayan, Pakubuwono, Jakarta Selatan, Selasa (3/12) sore.

Jokowi pun mengapresiasi penyelenggaraan Munas Golkar kali ini yang dinilainya 'sejuk'. Terutama, saat Bambang Soesatyo (Bamsoet) memutiskan untuk mengundurkan diri sebagai caketum melawan Pejawat Airlangga Hartarto.

"Saya sekali lagi ingin ajak kita semua berikan tepuk tangan untuk Pak Bamsoet," ujar Jokowi.

Bakal calon ketua umum (caketum) Partai Golkar, Bambang Soesatyo alias Bamsoet telah menyatakan mundur dari pencalonanya menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Keputusan ini dia umumkan usai bertemu Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (3/12).

"Dengan ini saya mengundurkan diri dari pencalonan ketum Golkar," ujar Bambang di Kemenko Maritim, Selasa (3/12).

Bambang beralasan mundurnya dia dari pencalonan setelah mendapat pertimbangan dari para senior. Apalagi, kata Bambang, situasi ekonomi politik saat ini membutuhkan stabilitas.

"Ini cara kami menyelesaikan masalah. Ketika senior kasih pendapat. Kami yang muda, patuh. Kami mematuhi Pak Ical, Pak Agung, Pak Akbar dan Pak Luhut," ujar Bambang.

Bamsoet juga menilai saat ini yang terpenting adalah menjaga persatuan Golkar. Ia mengedepankan kepentingan Golkar agar partai tetap solid dan maju.

"Untuk menjaga persatuan dan mendengarkan saran senior. Saya enggak bisa melawan. Kepentingannya agar Golkar solid dan maju," ujar Bamsoet.

photo
Terpaan Badai ke Partai Beringin

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement