Selasa 03 Dec 2019 22:01 WIB

Bamsoet Mundur Setelah Mendapat Masukan Senior Golkar

Bamsoet merasa situasi internal Golkar semakin panas.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Caketum Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat mengumpulkan formulir pendaftaran sebagai caketum ke DPP Golkar, Jakarta, Senin (2/12).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Caketum Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat mengumpulkan formulir pendaftaran sebagai caketum ke DPP Golkar, Jakarta, Senin (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Koordinator bidang (Wakoorbid) Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) resmi mundur dari pencalonan ketua umum Partai Golkar. Dirinya mengungkapkan alasan dirinya tak melanjutkan kontestasi pencalonan atas saran dari senior Partai Golkar.

"Saya memutuskan untuk tidak meneruskan, untuk persatuan dan kesatuan Partai Golkar, plus semangat kami dengan Pak Airlangga, dan didampingi Pak Luhut, dewan pembina, dewan pakar, memberikan nasihat agar rekonsioliasi, agar keutuhan Partai Golkar, itulah cara-cara kami menyelesaikan persoalan," ujar Bamsoet di Ritz-Carlton, Jakarta, Selasa (3/12).

Baca Juga

Selain itu Bamsoet mengatakan alasan lain dirinya tak lanjutkan pencalonan karena melihat situasi di internal Partai Golkar yang semakin panas. Kemudian ia meniai perlu langkah yang tepat untuk menjaga situasi politik sebagaimana yang disampaikan presiden.

"Agar tetap kondusif, agar bisa kita semua menjawab tantangan pengaruh ekonomi global," katanya.

Ia dan Airlangga bersepakat menyatukan dua gerbong yang ada. Menurutnya  semangat rekonsiliasi itulah yang kemudian mendorong dirinya dan Airlangga melakukan rekonsiliasi

Kemudian Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono mengaku bersyukur dengan adanya rekonsiliasi tersebut. Ia pun mengungkapkan apa yang disampaikan senior sehingga Bamsoet luluh dan mundur dari pencalonan.

"Sejak awal ketika rapimnas yang lalu, bulan yang lalu, kami juga baik dengan dewan pakar, kemudian dewan kehormatan Aburizal Bakrie, lalu Pak Akbar tandjung dewan kehormatan, dan sejumlah besar dewan pengurus daerah menyuarakan sama, udah lah saatnya kita sekarang untuk tidak jor-joran tidak kemudian menang-menangan, tapi musyawarah mufakat, berbagi rasa, bagi porsi, ada sharing power, itu jadi barangkali itu akan lebih baik," jelasnya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement