REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menyebut kekerasan baru-baru ini di Nassiriya, Irak yang menewaskan sedikitnya 29 orang mengejutkan sekaligus menjijikkan, Senin (2/12). AS meminta pemerintah Irak menyelidiki dan juga menghukum mereka yang bertanggung jawab atas penggunaan kekuatan berlebihan.
Pasukan keamanan Irak menembaki demonstran yang memblokade jembatan dan kemudian menggelar aksi di depan kantor polisi di kota selatan tersebut, menewaskan sedikitnya 29 orang. Sumber medis dan Kepolisian menyebutkan puluhan orang lainnya terluka.
Pasukan Irak menewaskan lebih dari 400 orang, yang kebanyakan demonstran muda dan tak bersenjata, sejak massa protes aksi pemerintah meletus pada 1 Oktober. Lebih dari belasan anggota pasukan keamanan juga ikut tewas dalam bentrokan tersebut.
"Penggunaan kekuatan berlebihan selama akhir pekan di Nassiriya mengejutkan dan menjijikkan. Kami meminta Pemerintah Irak menghormati hak rakyat Irak dan mendesak pemerintah menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban mereka yang secara brutal berusaha membungkam demonstran damai," kata David Schenker, asisten sekretaris negara untuk urusan Timur Dekat, kepada wartawan.
Kerusuhan tersebut menjadi tantangan terbesar Irak sejak kelompok ISIS merebut petak-petak wilayah Irak dan Suriah pada 2014.